WONOGIRI-Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Wonogiri, Verawati Joko Sutopo menegaskan, batuk Wonogiren harus menjadi tuan rumah di Wonogiri.
Dia mengatakan batik Wonogiren pernah mengalami masa kejayaan sampai pada tahun 1980. Tapi kemunculan batik cap telah menggeser popularitas batik yang memiliki corak khas pecahan yang unik tersebut.
“Pemerintah daerah mempunyai komitmen memajukan pariwisata melalui kesenian, kerajinan dan makanan khas. Salah satunya melalui promosi-promosi, hal tersebut dapat mendorong Wonogiri untuk mengoptimalkan produk-produk lokal,” ujar dia, Sabtu (18/8/2018).
Dia berharap produk-produk Wonogiri seperti batik Wonogiren nantinya bisa menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Untuk itu masyarakat diajak mengenal, mencintai dan menggunakannya. Secara otomatis semakin menggiatkan pengrajin dalam memunculkan kekayaan motif Wonogiren.
Ketua Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) yang diwakili oleh BRAy Atika Purnomowati menyatakan kekagumannya kepada batik Wonogiren.
“Pembuatan Batik Wonogiren membutuhkan pengalaman dan keahlian khusus, dengan ciri corak dan filosofi di setiap motifnya, serta mengandung makna dan harapan bagi pemakainya” ungkap dia.
Tampilnya motif batik Wonogiren di sejumlah pameran diharapkan dapat menjadi ajang pengenalan dan pemahaman masyarakat akan keberadaan batik Wonogiren. Sekaligus membuka peluang pengunjung untuk mengoleksinya.
“Harapan kami batik Wonogiren dapat lestari dan berkembang baik motif maupun proses, serta semakin mesejahterakan para pengrajin dan turut mmenjadi salah satu batik yang meramaikan perkembangan batik nasional maupun internasional” tandas istri Paku Alam ke X ini. Aris Arianto