Beranda Wisata Piknik Sejarah Berdirinya Wonogiri. Dimulai Dari Pemerintahan Kecil Pangeran Sambernyawa di Nglaroh,...

Sejarah Berdirinya Wonogiri. Dimulai Dari Pemerintahan Kecil Pangeran Sambernyawa di Nglaroh, Selogiri

Watu Gilang di Nglaroh Selogiri.
Watu Gilang di Nglaroh Selogiri.

WONOGIRI-Wonogiri merupakan daerah terluas kedua di Provinsi Jawa Tengah. Namun siapa sangka, sebelum menjadi wilayah luas, Wonogiri dulunya berawal dari pemerintahan kecil di Dusun Nglaroh, Selogiri.

Adalah Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa, sang pendiri Wonogiri. Selain Nglaroh, hal yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya Wonogiri adalah Waktu Gilang. Watu Gilang merupakan batu ukuran kecil yang digunakan Pangeran Sambernyawa untuk mengatur siasat perang, serta mengatur pemerintahan kecil di Nglaroh dulu.

Raden Mas Said adalah salah satu pangeran dari Kerajaan Mataram (Kartasura) yang mengasingkan diri karena ketidakadilan di dalam keraton. Raden Mas Said lahir di Kartasura pada Minggu Legi, tanggal 4 Ruwah 1650 tahun Jimakir, Windu Adi Wuku Wariagung, atau bertepatan dengan tanggal Masehi 8 April 1725. Raden Mas Said merupakan putra dari Kanjeng Pangeran Aryo Mangkunegoro dan Raden Ayu Wulan yang wafat saat melahirkannya.

Raden Mas Said menghabiskan masa kecil bersama anak-anak para abdi dalem lainnya, sehingga mengerti betul bagaimana kehidupan kawula alit.

Di lain pihak, RM Said merupakan cucu dari Mas Sumarsono (istri PB II) yang berasal dari Nglaroh, Wonogiri. Pada usia 13 tahun, RM. Said diberi jabatan sebagai Manteri Anom dengan sebutan RM. Suryokusumo, sejajar dengan Abdi Dalem Menteri. Perlakuan ini dianggap semena-mena, karena RM. Said seharusnya menjadi Pangeran Sentana. RM. Said semakin tidak menyukai sikap PB II yang selalu tunduk kepada aturan Belanda.

Baca Juga :  Baron Divonis Seumur Hidup Kasus Pembunuhan Perempuan yang Ditemukan Tinggal Kerangka di Setren Slogohimo Wonogiri

Hingga pada hari Rabu Kliwon, tanggal 3 Rabiulawal (Mulud) Windu Sengara, 1666 Tahun Jawa atau tanggal 19 Mei 1741 M, RM. Said yang didampingi neneknya BRA. Kusumonarso beserta pengikutnya meninggalkan istana menuju Dusun Nglaroh, Wonogir. Hari yang sama rombongan telah sampai tujuan dan langsung membangun pusat pemerintahan beserta perlengkapannya (institusi pemerintah) yang terdiri dari RM. Sutowijoyo sebagai senopati dan Ki Wirodiwongso sebagai patih serta 22 orang sebagai prajurit.

Dalam mengendalikan perjuangannya, Raden Mas Said mengeluarkan semboyan yang sudah menjadi ikrar sehidup semati yang terkenal dengan sumpah “Kawulo Gusti” atau “Pamoring Kawulo Gusti” sebagai pengikat tali batin antara pemimpin dengan rakyatnya, luluh dalam kata dan perbuatan, maju dalam derap yang serasi bagaikan keluarga besar yang sulit dicerai-beraikan musuh.

Ikrar tersebut berbunyi “tiji tibeh, mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh” serta Tri Dharma, Rumongso Melu Handarbeni, Wajib Melu Hangrungkebi, Mulat Sariro Hangroso Wani.

Baca Juga :  Penyebab Angin Kencang atau Puting Beliung hingga Lesus di Awal Musim Penghujan

Pasukan inti kemudian berkembang menjadi perwira-perwira perang yang mumpuni dengan sebutan Punggowo Baku Kawandoso Joyo.  Pemerintahan yang dibangun oleh RM. Said di Dusun Nglaroh diawali tepat pada hari Rabu Kliwon, Tanggal 3 Rabiul Awal Tahun 1666 dengan candra sengkala “Roso Retu Ngoyag Jagad” atau bertepatan dengan tanggal 19 Mei 1741 M dengan surya sengkala “Kahutaman Sumbering Giri Linuwih”.

“Tanggal tersebut dijadikan tanggal lahirnya Kabupaten Wonogiri. Watu Gilang di Nglaroh sekarang dijadikan monomen,” jelas Kasubag Humas Wonogiri, Haryanto. Aris Arianto