
JAKARTA – Korban tewas dalam bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah terus bertambah. Dikabarkan, korban telah mencapai hampir 1.000 orang.
Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa korban jiwa dalam kejadian tersebut saat ini mencapai 832 orang.
Dalam keterangan resminya, Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan korban terbanyak terdapat di Palu, yaitu mencapai 821 orang, sementara 11 orang lainnya merupakan korban di Donggala.
Korban meninggal dunia, menurut keterangan resmi itu, disebabkan oleh dua hal yaitu tertimpa bangunan kemudian juga diterjang tsunami. Korban jiwa, menurut dia, mulai dimakamkan secara massal untuk menghindari timbulnya penyakit. Sebelum dimakamkan, BNPB telah melakukan proses identifikasi dan data korban di simpan di POlda Palu.
Selain korban jiwa tersebut, terdapat juga 540 orang korban jiwa yang dirawat di sejumlah rumah sakit. Sutopo juga menyatakan bahwa jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah mengingat masih banyak korban yang belum teridentifikasi dan juga masih tertimbun reruntuhan yang belum tersentuh oleh Tim SAR.
Dari perkiraan sementara, masih terdapat 50-60 orang tertimbun di satu titik saja, Hotel Roa-Roa, Palu. Tim Basarnas dan Tim SAR gabungan melakukan pencarian di lokasi tersebut dan lokasi lainnya seperti di Mall Ramayana, Pantai Talise, Perumahan Balaroa, serta bangunan lainnya.
Lambannya pencarian korban, menurut Sutopo, dikarenakan sulitnya medan dan minimnya peralatan. Sejumlah jalan menuju Kota Palu dikabarkan mengalai kerusakan sehingga tak memungkinkan mengangkut alat berat dai daerah sekitarnya. Selain itu padamnya listrik juga membuat BNPB tak bisa bekerja maksimal di malam hari.