KEBUMEN – Penelitian mahasiswa UPN Veteran di sungai bawah tanah, secara tak sengaka justru menguak misteri temuan tengkorak fan kerangka manusia di mulut gua Ponor, Desa Sekayu, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen.
Sejak puluhan tahun silam, gua tersebut nyaris tak terjamah. Dahulu, sebelum pemerintahan Orde Baru tumbang, goa itu kerap didatangi warga.
Tak jauh dari goa, warga menghuni rumah-rumah yang didirikan di atas pegunungan kapur.
Goa itu sempat berarti bagi warga karena menyimpan sumber air segar. Warga biasa keluar masuk goa hanya untuk mengambil mata air bening bagi kebutuhan keluarga.
Namun keadaan kemudian memaksa penduduk untuk hengkang dari tempat tinggalnya.
Lahan mereka dibeli untuk kepentingan tambang bahan baku semen.
Setelah penduduk hengkang, hutan itu berubah sepi. Goa Ponor nyaris tak lagi terjamah kaki manusia yang biasa berburu mata air di dalam goa.
Hingga puluhan tahun kemudian, warga Desa Sikayu kembali menyambangi goa yang lama ditinggalkan penduduk itu, kemarin.
Warga didampingi mahasiswa UPN Yogyakarta hendak meneliti goa itu untuk mengetahui sistem sungai yang mengalir di bawah tanah pegunungan tersebut.
Tetapi baru beberapa langkah dari mulut goa, mereka dikejutkan dengan penampakan kerangka manusia.
Tengkorak dan tulang anggota tubuh lainnya terlihat telah terpisah.
“Itu gak dalam, baru masuk goa sekitar 10 meter,” kata Samtilar, warga Desa Sikayu.
Dengan kondisi demikian, tentu saja warga susah mengidentifikasi identitas jasad malang itu.
Di antara tulang belulang yang berserak, ada kain sarung yang tak ikut hancur. Kain sarung itu jadi petunjuk penting bagi warga untuk mengungkap identitas korban.
Belakangan sarung itu ada yang mengenal. Sarung itu diduga milik Karsiman (70), warga setempat.
Karena itu, jasad itu diduga kuat adalah Karsiman, pria renta yang dilaporkan hilang sejak 2 tahun lalu.
Karsiman adalah orang yang dicari-cari keluarga dan penduduk selama ini.
Ia sempat pergi tanpa pamit saat hari telah petang. #tribunnews