SOLO – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-38, Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta menggandeng Alumni Universitas Indonesia, menyelenggarakan Seminar, Workshop dan Pameran Keris Di kampus 1 UTP Balkam, Minggu ( 30/9/18 ).
Puluhan mahasiswa UTP dan pemerhati keris sangat antusias mendengarkan nara sumber yaitu Dr Diana Fauzia ( Keris dalam Prespektif Politik, Sosial dan Budaya ) dan Yantono (Kaidah Teknis Pembuatan Keris Dalam Relevansinya Terhadap Rekayasa Teknik Milenial).
” Hal ini menuntun kita akan budaya pembuatan keris yang sangat adi luhung,” ujarnya.
Acara tersebut baru pertama kali diadakan di UTP Surakarta. Harapannya agar mahasiswa mampu mengenal, membuat dan memahami tentang salah satu budaya bangsa Indonesia yaitu keris, yang notabene sudah diakui oleh UNESCO dan dunia pada tahun 2005 yang lalu.
“Acara kali ini merupakan wujud dari rasa mengenal kita akan nenek moyang. Semoga nantinya bisa menambah wawasan mahasiswa kami sebagai mahasiswa yang sadar akan seni dan budaya,” ujar Priyana.
Sementara itu, Dr Diana Fauzia sekaku nara sumber menjelaskan, upaya mematenkan produk merupakan produk moderen.
“Untuk memperoleh sebuah pengakuan maka harus di patenkan agar tidak ditiru oleh orang lain atau bangsa lain,” jelasnya.
Untuk iti dia mengaku bersyukur bahwa Batik dan Keris sudah diakui oleh UNESCO lembaga intetnasional.
“Tetapi selalu ada celah untuk diklaim orang lain atau bangsa lain,” imbuhnya.
Diana mengaku sangat menghargai apa yang telah dilakukan UTP sekarang ini. Karena acara kali ini baru pertama diselenggarakan di institusi pendidikan.
“Jadi tidak hanya seminar, tapi juga ada workshop dan pameran yang di kemas dalam suasana kekinian,” paparnya.
Salah seorang pengunjung pameran, Dewi mengakui acara tersebut sangat menarik, karna tidak hanya kita dapat teorinya saja, namun juga bisa melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan keris.” # A Setiawan