KARANGANYAR- Serangan beruntun harimau lawu yang memangsa puluhan kambing milik warga di Desa Wonorejo, Jatiyoso dalam tiga hari terakhir menghadirkan kengerian bagi warga. Mereka kaget lantaran sebelumnya tak pernah ada serangan hewan buas di desanya.
Lantas apa pemicu hingga harimau itu turun ke permukiman dan mengamuk?
Kades Wonorejo, Sudrajat menyampaikan ada pesan moral dari kejadian tersebut. Salah satu dasarnya adalah harimau tidak memangsa semua kambing atau hanya menerkam hingga mati.
Dia menduga macan di hutan Gunung Lawu itu terusik karena kebakaran, pemburu, dan pembukaan lahan. Oleh karena itu dia meminta kerja sama warga untuk ikut menjaga alam.
“Soal pemburu, kami sudah sosialisasi boleh berburu tapi yang tidak dilindungi, misal babi hutan dan lain-lain. Tetapi melihat kejadian ini maka kami melarang perburuan dalam bentuk apapun. Warga yang melihat ada pemburu masuk silakan melapor ke desa atau polisi,” ujar dia.
Seperti diberitakan, dalam tiga hari terakhir total sudah ada 24 ekor kambing milik warga yang mati diterkam harimau. Ironisnya, mayoritas hanya dimangsa lehernya dan kemudian ditinggal bangkaianya saja.
Terakhir, Jumat (23/11/2018) dinihari, enam ekor kambing milik warga kembali dimangsa dan ditemukan mati. Enam ekor dari total tujuh ekor kambing milik warga Dusun Gondangtelan, RT 002/RW 006, Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Sayem (73) itu mati usai dimangsa harimau.
Janda lanjut usia (lansia) itu sangat terpukul dan menangis sembari mengelus dada saat ditanya kejadian Kamis malam. Janda itu harus merelakan kambing yang dirawat untuk anak dan cucunya itu mati diterkam macan. Wardoyo