KARANGANYAR- Pementasan wayang kampung sebelah pada Ultah Swiba ke 47 dan hari jadi Karanganyar ke 101 oleh Ki Jliteng Suparman sarat kritik dan pesan 10 Novembrr 2018. Pentas dengan lakon Mawas Diri Menakar Berani, Ki Jliteng membuat ilustrasi pemilihan desa yang sarat dengan suap.
Penghalalkan cara hanya untuk menjadi pemimpin desa menjadi sindiran yang diangkat dalam pentas wayang itu. Meskipun ditengah guyuran hujan, tidak menyurutkan penonton untuk melihat pementasan wayang di hari jadi Swiba tersebut.
Dalang kelahiran tahun 1966 cukup apik mengemas cerita itu. Apalagi, didukung oleh crew yang hebat dan bagus. Cerita dimulai mbah Kromo yang mencari papan skor hasil pemilihan suara desa. Namun papan itu digantikan selembar surat yang menyatakan calon tertentu yang menang. Lewat dialog-dialog yang menarik dan bagus.
“Rasah goleki papan, iki wes enek pemilihan desa yang menang,” salah satu adegan dialog ki Jliteng.
Kepala Diskominfo Karanganyar, Bachtiar Syarief meminta dukungan masyarakat agar Swiba tetap eksis. Di hadi jadinya ke 47 ini, Swiba menggelar pentas wayang kampung sebelah. Pihaknya berharap Swiba terus eksis dan menjadi pilihan utama dalam memperoleh informasi. Keberhasilan pembangunan juga tidak luput dari perhatian Swiba.
Sementara Bupati Karanganyar, Juliyatmono bumi intanpari akan tetap menjaga kelestarian budaya salah satunya adalah wayang. Pelestarian budaya wayang itu diwujudkan dengan sering menggelar wayangan. Termasuk Jlinteng Suparman ini yang harus terus dijaga.
“Lewat wayang nilai-nilai moral bisa ditanamkan,” imbuhnya. Wardoyo