JOGJA – Untuk tahun ini, para pendaki yang punya hasrat merayakan tahun baru di Merapi harus menaham diri.
Pasalnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta telah
mengimbau agar tidak merayakan pergantian tahun di Merapi karena berbahaya.
Sebab, aktivitas Gunung Merapi yang sudah mengeluarkan lava pijar dianggap bisa membahayakan pendaki.
“Kami merekomendasikan tidak ada aktivitas apapun, jadi tidak ada pendakian. Maksudnya, tidak ada aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi,” kata Kepala
BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Selasa (25/12/2018).
Biasanya ratusan pendaki merayakan pergantian tahun baru di puncak Gunung Merapi. Alasannya, ada sensasi tersendiri saat pergantian tahun berada di ketinggian.
Pemandangan matahari terbit (sunrise) pada 1 Januari banyak dicari para pendaki. Apalagi jika ada awan yang mengelilingi seputar gunung, para pendaki merasa berada di negeri di atas awan.
Sayangnya, untuk pergantian tahun 2018 ke 2019 kali ini, aktivitas Gunung Merapi yang memiliki ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini sudah menunjukkan tanda-tanda kewaspadaan.
Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten itu kini berstatus di level II atau waspada. Satu level di atas status normal aktif.
Lava pijar sering terlontar dari kawah gunung itu. Kubah lava terus bertambah setiap hari rata-rata 2 ribu meter kubik. Lontaran lava pijar bahkan sudah mencapai satu kilometer. Pada Selasa dini hari, 25 Desember 2018, lontaran lava pijar terekam mencapai jarak 300 meter.
BPPTKG menyatakan, kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan. Kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
Pendakian Gunung Merapi biasanya dilakukan dari pos Selo yang masuk dalam wilayah Kabupaten Boyolali atau jalur utara. Jalur selatan yang sebelum erupsi 2006 bisa untuk pendakian, hingga saat ini masih belum dibuka. Karena jalur setapak tertutup oleh material vulkanik akibat erupsi 2006 dan 2010.
“Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Merapi yang tidak jelas sumbernya,” kata Hanik.
Komandan Tim SAR (Search and Rescue) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Broto Seno menyatakan, lebih baik para calon pendaki Gunung Merapi menahan diri atau mendaki gunung lain untuk merayakan pergantian tahun 2018 ke 2019. Sebab, risikonya tinggi jika pendaki nekat untuk naik Merapi, apalagi sudah dilarang hingga puncak.
“Tahan keinginan dulu untuk mendaki Gunung Merapi. Selain aktivitas sudah ada lava pijar, saat ini juga musim hujan dan berpotensi ada badai di gunung. Jangan sampai Tim SAR bekerja,” kata Broto. #tempo.co