![tenis4](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2018/12/tenis4.jpg?resize=640%2C428&ssl=1)
![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2018/12/tenis4.jpg?resize=500%2C334&ssl=1)
SEMARANG– All Surakarta final warnai Turnamen Tenis Antar Media Piala Yayuk Basuki 2018. Dalam pertandingan final yang berlangsung di GOR Kertanegara, Semarang, Minggu (23/12/2018), pasangan Lilik Setyono/Prasetyo Wahyudi dari PWI Surakarta tampil sebagai juara. Lilik/Prasetyo mengalahkan sesama pemain dari PWI Surakarta, yakni Anas Syahirul/Edy Susanto.
Kedua pasangan pemain dari PWI Surakarta ini merajai babak final setelah dalam babak grup hingga semifinal melaju mengalahkan lawan-lawannya. Pasangan Anas Syahirul/Edy Susanto harus mengakui keunggulan Lilik Setyono/Prasetyo Yudi, rekannya dari PWI Surakarta yang pada kejuaraan tahun lalu menjadi runner up.
Sebelumnya, di babak semi final dalam kejuaraan yang digelar bekerja sama dengan PWI Jateng itu, Lilik/Prasetyo mengalahkan pasangan Suara Merdeka, Budi Surono/Dwi Martanto dengan skor 8-3. Sedangkan Anas/Edi menang atas Adi Eko Priyono/Herman (Suara Merdeka) dengan skor ketat 8-7.
”Partai berlangsung cepat, karena lawan kami sesama utusan dari Surakarta tenaganya sudah terkuras di babak semi final. Kami beruntung juga karena mempunyai waktu istirahat yang lebih panjang. Tetapi secara umum, kejuaraan ini kekuatannya sudah merata,” ujar Lilik dan Prasetyo, usai penyerahan hadiah.
Edy Susanto mengakui, energinya sudah terkuras saat bertanding di babak perempat final dan semifinal yang berlangsung ketat. Sehingga saat tampil di final tidak bisa menyajikan kemampuannya secara maksimal. “Energi kami sudah terkuras di babak perempat final dan semifinal yang kebetulan pertandingan berlangsung sangat ketat dan panjang. Maka saat final, antiklimaks tinggal energi sisa-sisa,” ungkap Edy.
![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2018/12/tenis3.jpg?resize=500%2C362&ssl=1)
Hadiah diserahkan secara langsung oleh Yayuk Basuki yang hadir turut menonton pertandingan final. Sebagai Juara I, Lilik/Prasetyo berhak atas piala tetap dan hadiah uang sebesar Rp 4 juta. Sedang Anas/Edi mendapatkan piala dan uang Rp 3 juta. Sedangkan pasangan Budi Surono/Dwi Martanto dan Adi Eko Priyono/Herman, berhak atas juara ketiga bersama dengan hadiah uang Rp 2 juta.
Yayuk yang setia menunggui pertandingan sejak perempat final, mengaku bangga dengan kegiatan turnamen tenis tersebut. Dia salut dengan upaya PWI Jateng untuk menumbuhkan kecintaan pada olahraga tenis lapangan lewat turnamen tersebut.
Ia juga gembira karena banyak partai seru yang tersaji di turnamen ini. “Hal itu menandakan sudah meratanya kekuatan para petenis di beragai kalangan yang ada di Jateng. Semoga kualitas turnamen ini bisa lebih meningkat, dengan cakupan wilayah kepesertaaan yang lebih luas,” papar legenda tenis lapangan Asia ini.
Yayuk berharap, tenis lapangan makin populer di kalangan masyarakat. Yayuk akan terus bergerak untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat teerhadap olahraga tenis ini.
Ketua PWI Jateng, Amir Mahmud mengungkapkan, gaung kejuaraan ini sudah terdengar dimana-mana. Beberapa peserta dari daerah-daerah lain menyatakan berminat untuk mengikuti kejuaraan ini, tetapi panitia pelaksana untuk sementara belum bisa mengakomodasi keinginan itu.
”Untuk kali ini kami baru mengundang dari PWI Surakarta, PWI DKI, PWI Jabar, dan PWI Yogyakarta. Tapi sebagian besar berhalangan karena bebarengan dengan kegiatan lain,” ujarnya.
Di event mendatang, kata Amir Machmud, SIWO Jateng akan perluas ke tingkat nasional agar peserta dari daerah lain untuk ikut berpartisipasi. Undangan akan secepatnya kami kirim ke rekan-rekan daerah lain, seperti DIY, Jatim, Jabar, DKI dan Lampung. Kami ingin Kejuaraan Tenis Antar-Media Piala Yayuk Basuki ini, bisa dikuti banyak petenis dari kalangan media. Dan menjadi agenda rutin PWI Jateng,” harap dia.
Dalam turnamen yang berlangsung selama dua hari, Sabtu-Minggu (22-23/12/2018) itu, diikuti 16 pasang petenis dari berbagai daerah.
“Ini merupakan even kedua yang diselenggarakan PWI Jawa Tengah, setelah diadakan pada tahun 2015 lalu. Sejumlah media yang turut berpartisipasi mengirimkan petenis terbaiknya. Kita rencanakan jadi agenda tahunan,” katanya.
Event kali ini, kata Amir Machmud, lebih matang dan rapi dalam penyelenggaraannya. “Selain mempopulerkan tenis kepada masyarakat, dengan event ini juga membuat sehat dan tercipta spirit silaturahmi dan persahabatan,” tambahnya.
Ketua Panitia, Achmad Ris Ediyanto menambahkan pada pertandingan Piala Yayuk Basuki kali ini menggunakan sistem setengah kompetisi dan sistem gugur. Peserta dibagi menjadi empat pool, dan di babak penyisihan, dua ganda terbaik di masing-masing grup lolos ke babak perempat final. Saat babak delapan besar menggunakan sistem gugur.(SyahiruL)