JAKARTA – Penanggung jawab Reuni Akbar 212, Slamet Maarif, menyarankan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk tidak hadir dalam reuni akbar pada Minggu (2/13/2018).
“Kami sarankan tidak hadir karena panitia tidak mengundang, maka kami sarankan, doakan kami Pak Jokowi agar acara sukses, aman, dan tetap dalam koridor kebersihan,” kata Slamet di D’consulate, Jakarta, Sabtu (1/12/2018).
Slamet mengungkapkan, ada masukan dari para ulama dan arahan Imam Besar Front Pembela Islam Rizieq Shihab agar panitia membatalkan undangan ke Jokowi.
Sehingga, dalam rapat, panitia memutuskan tidak mengundang secara tertulis ke Jokowi dengan berbagai pertimbangan yang ada.
Slamet menuturkan, pertimbangan tak mengundang calon presiden nomor 01 itu adalah karena panitia menilai Jokowi kurang respect terhadap gerakan 212, kurang mensyukuri nikmat dan anugerah Allah atas besar kumpulnya umat Islam di 212.
Kemudian, kata Slamet, panitia masih melihat penegakan hukum dan keadilan belum bisa dilaksanakan dengan baik. Sebab, kriminalisasi terhadap ulama belum ada penyelesaiannya.
Selain itu, Slamet mengatakan panitia ingin acaranya berlangsung khidmat dan khusyuk. Ia khawatir jika Jokowi datang akan ada banyak protokoler yang akan mengganggu kekhusyukan tersebut.
“Dan tidak bisa dipungkiri bahwa besok yang hadir masih banyak yang kecewa dengan kebijakan-kebijakan Pak Jokowi selama ini,” kata dia.
Ketua PA 212 itu mengatakan, panitia juga belum mengirimkan undangan tertulis kepada calon presiden Prabowo Subianto dan pasangannya, Sandiaga Uno.
“Jadi, dua-duanya belum ada kepastian baik Prabowo ataupun Sandiaga untuk hadir di acara besok,” katanya. #tempo.co