JOGLOSEMARNEWS – Pada umumnya masyarakat di Indonesia mempunyai kecenderungan mengonsumsi makanan olahan yang digoreng atau gorengan, instan ataupun jajanan yang berasa manis. Tanpa disadari kebiasaan tersebut menyebabkan asupan gula, garam, dan lemak atau GGL dalam tubuh melampaui batas dalam tubuh.
“Salah satu dampak konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebihan bisa memicu stroke, diabetes, dan jantung,” kata Noviana Halim, Brand Manager Tropicana Slim di acara Shopee bersama Tropicana Slim Ajak Masyarakat untuk Mulai Gaya Hidup Sehat di Almond Zucchini Cooking Studio, Jakarta Selatan, Selasa (22/1/2019).
Menurut data WHO yang diungkapkan oleh Tropicana Slim, sebanyak 70 persen penduduk dunia meninggal karena stroke, jantung, dan diabetes. Ketiganya adalah jenis penyakit metabolisme yang ditimbulkan dari beragam asupan yang berlebihan. Sebab itu, pengendalian asupan harian gula, garam, dan lemak turut berperan dalam menjaga kesehatan.
Batas asupan harian untuk gula, yaitu 50 gram atau 4 sendok makan. Gula di sini termasuk gula alami dalam buah dan susu. Kenyataannya, menurut Noviana Halim, orang kerap melampaui batas tersebut. Contohnya, ketika meminum es cendol setara dengan menyantap 1,5 sendok makan gula. Es teh manis mengandung 2 sendok makan gula.
Mengemil dua buah donat sama dengan dua sendok makan gula. Bisa juga mengganti gula tebu ke pemanis alami, seperti gula jagung atau madu. Pilih camilan oatmeal di antara waktu makan.
Untuk batas asupan harian garam, yaitu 5 gram atau 1 sendok teh. Batasan ini yang selalu dilampaui dengan variansi santapan yang ada saat ini. Misalnya, dada ayam geprek sama dengan mengkonsumsi garam sebanyak 2,5 sendok makan.
Sepotong martabak telur sama dengan asupan 1 sendok makan garam. Nasi goreng telur mengandung 1,5 sendok makan garam. Kurangi asupan garam pada makanan bercita rasa asin dan gurih, serta imbangi dengan olahraga untuk membakar kalori.
Sementara itu, batas asupan untuk lemak sebanyak 67 gram atau setara 5 sendok makan. Untuk mengurangi asupan lemak, disarankan memilih minyak jagung ketika mengolah bahan makanan. Minyak kelapa sawit yang ada di pasaran saat ini mengandung 50 persen lemak jenuh. Sementara minyak jagung mengandung lemak jenuh di bawah 10 persen.
Cara membuktikan apakah minyak yang digunakan memiliki lemak jenuh atau tidak cukup mudah. Noviana Halim mengatakan, diamkan minyak selama dua hari di dalam kulkas. “Jika warnanya berubah menjadi putih pucat, itu tandanya kandungan lemak jenuh pada minyak tersebut tinggi,” kata dia.