Beranda Umum Nasional Biaya Haji Tahun 2019 Tidak Naik, Termurah di ASEAN

Biaya Haji Tahun 2019 Tidak Naik, Termurah di ASEAN

Ilustrasi/tempo.co

JAKARTA– Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menegaskan biaya penyelenggaran ibadah haji tahun ini tidak mengalami kenaikan. Bahkan terhitung paling murah di kawasan negara Asia Tenggara (ASEAN).

Meski tidak ada kenaikan biaya haji, Menag menjamin kualitas layanan haji tahun ini tak akan berkurang. Menurutnya, pemerintah memastikan akan ada peningkatan kualitas pelayanan haji dibanding tahun sebelumnya.

“Tenda di Arafah akan menggunakan AC. Urinoir di Mina akan ditambah jumlahnya. Bus Shalawat akan melayani jemaah yang tinggal di luar radius 1 kilometer dari Masjidil Haram,” papar politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.

Menag menjelaskan, besarnya Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2019 sebesar Rp 35,2 juta. Jika dihitung dalam dolar Amerika Serikat, angka tersebut mencapai US$ 2.481 atau turun sebanyak US$ 151 dari rata-rata tahun 2018.

“Karena itu BPIH Indonesia adalah yang paling murah di antara negara-negara ASEAN yang mengirimkan jemaah haji ke Arab Saudi,” jelas Lukman sebagaimana dikutip dalam situs Sekeratariat Kabinet (Setkab.go.id), Selasa (5/2/2019).

Baca Juga :  Meski Dipotong 35,72 Persen, ATR/BPN Eksis dengan Pinjaman Bank Dunia

Sebelumnya, Senin (4/2/2019), Kementerian Agama dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar rapat kerja untuk menetapkan besaran BPIH tahun ini (1440 Hijriah).

Dalam rapat tersebut Kementerian dan DPR sepakat bahwa besaran BPIH tahun ini sebesar Rp 35.235.602. Adapun besaran biaya ini tercatat sama atau tak naik jika dibandingkan pada 2018.

Lukman mencontohkan dalam kurun waktu empat tahun terakhir, rata-rata biaya haji Brunei Darussalam berkisar di atas US$ 8.000 dan di Singapura rata-rata biaya haji di sana mencapai di atas US$ 5.000.

Sedangkan di Malaysia rata-rata biaya haji mencapai angka US$ 2.750. Adapun rata-rata BPIH Indonesia pada 2015 sebesar US$ 2.717. Sementara tiga tahun berikutnya adalah US$ 2.585 (2016), US$ 2.606 (2017), dan US$ 2.632 pada 2018.

Lukman menjelaskan, meski sekilas BPIH Indonesia lebih tinggi dari Malaysia, namun sebenarnya lebih murah. Sebab, dari total biaya yang dibayarkan jemaah, ada US$ 400 atau setara 1.500 Riyal Saudi yang dikembalikan lagi kepada setiap jemaah haji sebagai biaya hidup (living cost) di Tanah Suci.

Baca Juga :  Motor Diblayer-blayer Sak Pole Saat Konvoi, Puluhan Pendekar Silat di Blitar Diciduk Polisi

“Komponen biaya tersebut bersifat dana titipan saja. Saat di asrama haji embarkasi, masing-masing jemaah yang akan berangkat akan menerima kembali dana tersebut,” kata Lukman.

www.tempo.co