SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah pilu orang-orang papa kembali menyeruak di Sragen. Kali ini seorang kakek bernama Sastro Wiyono Sarimin (79) asal Bahak RT 30, Kedawung, Sragen harus mengakhiri kehidupan secara tragis.
Tak hanya luput dari perhatian pemerintah, kakek yang tinggal sebatang kara karena tak punya anak istri itu juga harus mengubur impian hidup bahagia di sisa hidupnya. Dia meninggal dunia setelah terjatuh dan kemudian terserang stroke.
Sempat dirawat tiga hari di rumah sakit, kakek malang itu akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya, Jumat (29/3/2019) sore tadi.
“Dia hidup sendiri karena enggak punya anak dan istri. Selama ini yang ngopeni dan nyadong makan kami. Kemarin ceritanya jatuh saat jalan, tiba-tiba enggak bisa ngomong seperti gejala stroke. Rabu (27/3/2019) sempat kami bawa ke RSUD Sragen tapi enggak dapat kamar. Karena kondisinya kritis, akhirnya kami pindah ke Mardi Lestari kelas III. Kalau harus menunggu kasihan karena kemarin kondisinya sudah sangat parah. Tadi sore sudah enggak ada (meninggal),” ujar Nardi (28), anak tetangga almarhum yang mengurus perawatan almarhum Jumat (29/3/2019).
Ia mengatakan selama hidupnya, almarhum memang tak pernah mendapatkan fasilitas atau bantuan apapun dari pemerintah. Meski kondisinya kurang mampu dan sebatang kara, dia tak mendapat fasilitas layaknya warga tak mampu lainnya.
Seperti Raskin, kartu Jamkesmas, PKH hingga terbaru program BPNT, juga tak pernah dirasakan.
“Kalau ada Jamkesmas kan setidaknya kalau sakit kan enggak susah biayanya. Ini enggak dapat apa-apa Mas. Kasihan sebenarnya,” tuturnya.
Ia berharap apa yang dialami Sastro tak terulang pada warga miskin lainnya. Menurutnya meski tak berani berontak, pemerintah atau pihak terkait sudah selayaknya lebih peka dalam mendata dan mengusulkan warga miskin atau mereka yang berhak mendapat bantuan pemerintah.
“Mudah-mudahan ke depan bisa ada evaluasi dan pemerintah lebih responsif terhadap kondisi warga di lapangan,” tukasnya.
Terpisah, Kepala DKK Sragen Hargiyanto melalui Sekretaris DKK, Fanni Fandani mengaku sudah berkoordinasi dengan Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Sragen terkait kondisi Mbah Sastro.
Menurutnya tim Kamis (28/3/2019) sudah mengecek dan menyurvei kondisi rumah almarhum di Kedawung.
“Sudah langsung kita koordinasikan dengan UPTPK. Dia pensiunan PTP, memang enggak punya anak istri, tapi diopeni sama sebelahnya. Namun karena dirawatnya di rumah sakit swasta, enggak bisa membantu. Kalau di RSUD rencananya akan kita buatkan Saraswati. Karena pemkab bisanya membantu membuatkan kartu Sarawasti atau Jamkesda,” tuturnya.
Fanni menambahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Baznas Sragen agar bisa mengupayakan bantuan. Wardoyo