JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ajang pemilu baik Pilpres maupun Pileg, rentan terhadap gangguan kejiawaan. Terutama bagi yang gagal.
Stres berat dan tidak ditangani, bisa menyebabkan depresi. Dan depresi merupakan bagian dari gangguan jiwa.
Direktur RS Jiwa HB Saanin Padang drg Ernoviana mengatakan, gangguan jiwa dapat dialami seseorang dalam beberapa tingkatan, dari yang paling ringan sampai yang berat.
“Yang paling ringan adalah mengalami penyimpangan, misalnya ketika seseorang kerap bermenung maka tidak ada salahnya untuk dibawa berkonsultasi,” ujar dia di Padang, Kamis (18/4/ 2019).
Ia mengatakan, gangguan jiwa itu tergolong penyakit yang bisa diobati dan disembuhkan. Jadi, orang yang mengalaminya tak perlu khawatir berkepanjangan.
Hanya saja, ia mengakui bahwa pandangan masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa ini masih negatif. Itu sebabnya, banyak orang malu membawa anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa untuk diobati dan ditangani dengan tepat.
Menurut Ernoviana, Rumah Sakit Jiwa HB Saanin Padang siap melayani calon anggota legislatif yang mengalaminya.
“Kami memiliki 314 kamar untuk rawat inap serta ada 10 tim dokter meliputi psikiater dan psikolog yang siap membantu,” katanya.
Menurut dia, dari 314 kamar yang tersedia, hanya 176 yang terisi atau masih ada 138 kamar lagi yang kosong.
Sebelumnya, pada pelaksaan hari pencoblosan Pemilu 2019 satu orang pasien dengan gangguan jiwa juga ikut menyalurkan hak pilih di RS Jiwa HB Saanin Padang.
Awalnya ada lima orang yang layak untuk mencoblos, namun pulang sebelum hari H sehingga tinggal satu orang, ujarnya.
Satu orang pasien tersebut melakukan pencoblosan di RS Jiwa HB Saanin didatangi oleh petugas KPPS karena tidak memungkinkan untuk keluar dari area rumah sakit.