SOLO (JOGLOSEMARNEWS.COM )- Saat berkampanye di depan puluhan ribu pendukungnya di Stadion Sriwedari Solo, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto memprotes adanya hambatan-hambatan yang dialami kubunya dalam berkampanye.
Salah satu yang dikomentari Prabowo adalah batalnya kampanye di Semarang. Ia merasa dihalang-halangi untuk berkampanye di Jawa Tengah. Saat mantan Danjen Kopassus itu memaparkan negara ini sedang sakit parah, tiba-tiba Prabowo menyebut jika kampanye terbuka di Kota Solo adalah yang kampanye terbuka terakhir di tingkat nasional. Pasalnya, kampanye terbuka terbuka di Semarang tidak mendapat ijin.
“Saudara-saudara, ini kampanye terbuka kita terakhir. Besok saya Surabaya kampanye dengan para akademis. Tapi di dalam ruangan. Tadinya kampanye terbuka terakhir mau di Semarang api gak boleh,” tandas Prabowo.
Dikatakan Prabowo, awalnya BPN merencanakan menutup kampanye akbar terbuka dalam Pemilu 2019 dilakukan di pusat Jawa Tengah (Jateng) yakni di Semarang. Tapi oleh pihak pemerintah tidak dibolehkan lokasinya.”Rencananya mau kita penuhi Lapangan Pancasila Simpanglima, tapi gak boleh. Lalu mau kita pindah ke GOR Jati Diri juga gak boleh. Ini kok begini. Karena Semarang gak bolah ya sudah kita gelar di Solo saja. Alhamdulillah, dan saya tidak menduga sambutannya justru sangat luar biasa,” ujar Prabowo di hadapan para pendukungnya yang disambut gegap gempita massa.
Prabowo lantas membandingkan saat kontestasi Pemilu 2009, saat dirinya sebagai Cawapres berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri sebagai Capres melawan petahana, Susilo Bambang Yudhoyono. “Mau dengar ceritanya dulu? Saat itu saya wakilnya Bu Mega, tidak ada hambatan-hambatan seperti sekarang ini. Kita bebas berkampanye kemana saja. Bukan saya memuji Pak SBY karena kebetulan disini ada AHY, putranya…bukan. Tapi saya apa adanya, saat itu jaman Pak SBY (petahana) tidak pernah ada larangan-larangan. Kami bebas berkampanye kemana-mana saja tuh,” tandas Prabowo.
Walikota Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) angkat bicara terkait pelarangan pelaksanaan kampanye Calon Presiden RI nomor urut 0,2 Prabowo Subianto di Simpanglima Semarang.
Selain mengkonfirmasi adanya pelarangan itu, Hendrar Prihadi mengungkapkan bahwa pihaknya memang tidak memperkenankan siapapun untuk melakukan kegiatan politik di lokasi tersebut. “Iya, memang kawasan Simpanglima tidak kita perkenankan untuk giat politik,” tegas Hendrar Prihadi.
Orang nomor satu di Ibu Kota Jawa Tengah itu menegaskan bahwa larangan tidak hanya tertuju pada satu pihak saja. “Jangankan Prabowo, PDI Perjuangan saja juga nggak boleh kampanye di Simpanglima,” kata Hendrar Prihadi.
Hanya saja Hendrar tidak menyebut dengan larangan di GOR Jatidiri Semarang yang juga dipersoalkan kubu Prabowo. (A Setiawan | Syahirul)