Beranda Daerah Solo Solo Bangun Sentra Industri Kreatif Melalui Semar Kuncoro, Apa itu?

Solo Bangun Sentra Industri Kreatif Melalui Semar Kuncoro, Apa itu?

Istimewa
Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dinas Tenaga Kerja dan Perindustruan Solo membuka kerjasama antara industri kreatif dengan sekolah. Hal itu merupakan salah satu wujud kebijakan ekononi kreatif dimana Kebijakan ekonomi kreatif, Kebijakan Smart City bertumpu pada industri kreatif.

Kasi Kreatif Dinas Tenaga Kerja dan Perindimustruan Surakarta, Ari Yeppi menuturkan, sebagai langkah awal, pihaknya menggelar sosilisasi Semar Kuncoro atau Semangat Kreatif Kuno Moncer Monco Negoro yang merupakan terjemahan dari “Solo Past is Solo Future”.

“Masalah dan isu strategis, pengelolaan sentra IKM Kreatif Semanggi belum sesuai amanat Kementerian Perindustrian, kurangnya partisipasi dan belum terpublikasikan masyarakat, tujuan jangka pendeknya, pembuatan MOU kerja sama IKM dengan pemerintah, Tersosialisasinya fasilitas dan penyusunan SOP tata kelola yang baik,” urainya, Rabu (8/5/2019).

Kawasan yang berada di sebelah tenggara kota Solo yang identik dengan kawasan lokalisasi wanita tuna susila yang sering disebut Silir, dengan pembangunan ini, kini tidak lama lagi Silir akan berubah wajah menjadi kawasan Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kreatif. Diharapkan juga dengan adanya kegiatan ini dimulai dari Kecamtan Jebres, 7 Mei 2019 yang dihadiri sebanyak 40 orang dari unsur Lurah, LPMK, KTI, kemudian kecamatan Serengan, 8 Mei 2019 hadir 25 orang dan besok 9 Mei 2019 unsur lurah plus LPMK SE-Kecamatan Laweyan akan lebih mendorong industri kreatif kolaboratif, embrio pusat sumber pengembangan industri, pelibatan penta Helix, dan Solo kreatif.

Baca Juga :  Meningkatkan Awareness dan Literasi, BYOND by BSI hadir di CFD Solo

Selain itu, imbuh Yeppi, juga kegiatan yang bisa diselenggarakan di sentra Industri Kecil Menengah Semanggi harmoni ada tujuh, mulai dari pelatihan, seminar/workshop/FGD, pameran, kunjungan belajar, festival, gelar budaya, pasar murah atau pasar malam.

“Kita berkewajiban mengenal Karakter 5 Generasi: Baby Boomers (1946-1960), X (1961-1980), Y (1981-1994), Z (1995-2010) dan Alpha (2011-Sekarang), dengan demikian rantai distribusi bisa berjalan optimal mulai dari packaging dan memasarkan produknya di pasar digital, penggunaan kode QR (Quick Response), Jadi, produk IKM nantinya diharapkan ada barcode-nya,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta menyambut baik kesempatan kerjasama antara Industri Kreatif dengan sekolah.

Baca Juga :  Dana Zakat dan Infaq Baznas Solo Lampaui Target Baznas Pusat

“Kerjasama yang ditawarkan oleh ibu Kasie Industri Kreatif Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Solo merupakan suatu kehormatan bagi pihak sekolah dan segera kita sampaikan Kepala Sekolah Sri Sayekti. ini cukup bagus sebab peserta didik nantinya mempunyai pengalaman bagaimana mengenal DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri), outing class free sementara waktu, dan ruang publik terbuka ramah anak,” ungkap Jatmiko. Triawati PP