Beranda Edukasi Pendidikan Pemerintah Bakal Tutup Sekitar 2.000 SMK dengan Murid Kurang dari 60 Orang

Pemerintah Bakal Tutup Sekitar 2.000 SMK dengan Murid Kurang dari 60 Orang

Ratusan calon siswa baru saat berjubel antri mendaftar di hari pertama pembukaan PPDB di SMKN 1 Plupuh, Senin (17/6/2019). Foto/Wardoyo
Ilustrasi. Ratusan siswa lulusan SMP mendaftar di sebuah SMK. Foto/Wardoyo

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah berencana akan menutup sekitar 2.000 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia. Saat ini di Indonesia ada sekitar 14.000 SMK, dan tidak semua sekolah tersebut mempunyai kualitas bagus.

Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud, M. Bakrun menyebut, jumlah siswa SMK sekitar 5 juta orang. Sekolah yang kurang berkualitas akan dikurangi.

SMK yang kurang baik dan siswanya tidak cukup banyak akan kita kurangi,” kata dia saat membuka Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK tingkat nasional di Jogja Expo Center (JEC), Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa 9 Juli 2019.

Kriteria SMK yang akan dikurangi menurut dia, antara lain jumlah siswa kurang dari 60 orang. Karena kalau siswa kurang dari 60 orang, sulit mengelola sekolah itu. Padahal secara nasional ada 2.000 an SMK yang siswanya kurang dari 60 orang tiap sekolah.

“Target kami, jumlah sekolah SMK turun, tapi jumlah siswa naik. Kita kurangi kira-kira (jumlah SMK di Indonesia) menjadi 12.000 sekolah lah,” kata dia.

Di sisi lain, Kemendikbud mendorong jumlah siswa SMK terus meningkat secara kuantitatif meski jumlah SMK dikurangi. Saat ini jumlah siswa SMK di Indonesia lima juta orang.
“Harapan kami lima tahun ke depan menjadi enam juta orang,” kata Bakrun.

Baca Juga :  ISETH 2024, UMS Berkomitmen pada Pengembangan Teknologi

Selain itu, Kemendibud terus mendorong kerja sama dengan pemerintah daerah untuk memaksimalkan potensi siswa SMK. Karena keberadaan SMK punya peluang besar dalam memajukan potensi setiap daerah.

Ia menambahkan, setidaknya sudah ada beberapa SMK yang dibangun sesuai potensi masing-masing daerah. Misalnya di Jawa Barat ada SMK kopi, di Sulawesi Selatan ada yang mengembangkan SMK Bakau, di Riau mengembangkan SMK sawit.

Bakrun menambahkan, sampai saat ini Kemendikbud mengembangkan 146 kompetensi keahlian. Rinciannya yang SMK tiga tahun ada 110 kompetensi dan empat tahun ada 36 kompetensi.

Jumlah 146 kompetensi ini sudah dipilih sesuai kebutuhan kerja dan industri. “Semuanya penting. Seperti elektronik, robotik untuk digitalisasi ke depan,” kata dia.

LKS yang ke-27 ini melombakan 32 jenis lomba. Jumlah peserta 759 dari 34 provinsi di Indonesia. Pelaksanaan LKS SMK tingkat Nasional ini bertema Kompeten Menyongsong lndustri 4.0.

PT Kawan Lama Sejahtera, distributor penyedia peralatan industri teknik dan komersial ikut ambil bagian dalam kegiatan ini.
“Kami ikut serta menguji kompetensi siswa SMK untuk lima bidang lomba teknik, yaitu Automobile Technology Mobile, Welding, CNC Milling, dan CNC Turning,” kata Komisaris PT Kawan Lama Sejahtera, Tony Sartono.

Baca Juga :  ISETH 2024, UMS Berkomitmen pada Pengembangan Teknologi

Tony mengatakan, melalui gelaran LKS SMK ini, Kawan Lama ikut berpartisipasi mendidik bangsa khususnya pendidikan vokasi. Karena bangsa Indonesia membutuhkan tenaga keilmuan yang mampu mengoperasikan alat-alat dengan sistem komputerisasi.

www.tempo.co