SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hingga akhir pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB), tingkat SMA dan SMK negeri di Jawa Tengah ribuan kursi tidak terisi.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Jumeri.
“Jadi seperti tahun sebelumnya, tahun ini tak semua kursi terpenuhi,” ungkapnya, Rabu (10/7/2019).
Berdasar data Disdikbud Jateng, Jumeri mengungkapkan untuk SMA dari total daya tampung 115.764 siswa baru dan 123.645 pendaftar, jumlah kursi yang terisi sebanyak 111.237, dan ada 4.527 kursi yang tak terisi.
Sementara untuk SMK, dari total daya tampung 100.258 siswa baru dan 121.966 pendaftar, jumlah kursi yang terisi mencapai 96.889, dan ada 3.369 kursi tak terisi.
Meski begitu jumlah kursi yang tak terisi menurutnya berkurang dibandingkan tahun lalu.
Di mana ada 7.078 kursi tak terisi di PPDB SMA, dan 5.194 kursi tak terisi di PPDB SMK di Jateng.
“Untuk kursi yang belum diisi nanti masih dicari jalan keluarnya,” imbuhnya.
Khusus untuk SMA yang memakai sistem zonasi, menurut Jumeri pendaftar terbanyak adalah mereka yang memilih jalur zonasi jarak, yakni ada 80.005 pendaftar, dengan daya tampung hanya 69.398 kursi.
Sementara jalur lainnya, yakni jalur prestasi zonasi, jalur prestasi dan jalur perpindahan orangtua jumlah pendaftar lebih sedikit dari jumlah daya tampung.
Zonasi prestasi misalnya.
Dengan daya tampung 23.184 kursi, pendaftar hanya 18.952 siswa baru.
Lalu jalur prestasi diikuti 11.675 pendaftar, padahal daya tampung 17.387 kursi.
Kemudian jalur perpindahan orangtua, dengan daya tampung 5.795 kursi hanya diikuti 605 peserta.
Terkait hal tersebut Jumeri memperkirakan kekosongan di SMA negeri karena lokasi di daerah pinggiran.
“Kemungkinannya banyak. Bisa letak di pinggiran, membuat pendaftar terbatas. Lainnya ingin mendaftar di kota.”
“Kalau SMK, terkait jurusan. Beberapa jurusan SMK kurang diminati peserta didik baru,” katanya.
Untuk data kursi SMA yang kosong menurutnya salah satunya berada di daerah Purworejo.
Disinggung terkait agar kursi yang tidak terisi itu nantinya bisa terisi, Jumeri mengaku masih akan mencari solusinya.
Ia menegaskan pihaknya belum punya program penerimaan peserta didik baru lanjutan.
“Untuk pengisian tahap dua belum ada,” kata dia.