MEKAH, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ada gula ada semut. Ada peluang, maka datanglah orang-orang yang ingin memanfaatkan.
Ungkapan yang tepat digunakan untuk menggambarkan situasi di sekitar Hotel Kiswah Tower Makkah.
Setiap pagi selama musim haji, trotoar di dekat maktab atau hotel jamaah haji asal Indonesia penuh oleh para penjual aneka barang dan makanan.
Ada yang berjualan aneka baju khas Arab dan ada pula cinderamata. Selain itu, ada pula yang berjualan aneka sayuran matang dan lauknya.
Para penjual ini berdarah Indonesia. Ada yang menikah dengan orang Arab dan ada pula yang memiliki suami asli Indonesia, tetapi sudah tinggal puluhan tahun di Arab Saudi.
Karena berasal dari Indonesia, mereka menjual aneka sayur dan jajanan khas Indonesia. Ada sayur asem, bayam, lodeh dan lain sebagainya. Ada pula bakwan, tempe, telor ceplok, bothok dan lain-lain. Harganya berkisar 1-5 riyal.
Karena jenisnya memang masakan Indonesia, para jamaah langsung menyerbu. Ratusan jamaah setiap pagi memborong aneka sayur dan jajanan itu. Seakan mereka ingin mengobati kerinduan terhadap masakan di rumah aslinya.
Sayangnya, ada beberapa hal yang tidak dipikirkan oleh para jamaah. Sayuran dan jajanan itu dijual di pinggir jalan secara terbuka tanpa ditutup. Selain itu, banyak tangan yang telah menyentuh makanan itu.
Menurut Jaka Arifin Budiana, salah satu Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kloter 8 SOC Solo, fenomena ini perlu diwaspadai para jamaah.
Ruang terbuka, terlebih di pinggir jalan, sangat besar kemungkinan kondisi itu bisa menyebabkan makanan jadi tidak higienis.
Dia mengatakan, pinggir jalan dan terbuka seperti itu rentan terjadinya kontaminasi kotoran ke makanan. Kotoran yang beterbangan bisa saja hinggap tanpa disadari penjual.
Juga, tangan-tangan yang menyentuh makanan itu belum tentu bersih pula.
“Sebaiknya para jamaah membeli sayur dan jajanan di restoran dekat hotel. Para penjual selalu mengenakan sarung tangan. Selain itu, semua makanan disajikan secara tertutup. Ini jelas higienis dan tidak membahayakan jamaah” terang paramedis di RSJD Dr. RM Soejarwadi Klaten ini. (*/Laporan Johan Wahyudi dari Mekah)