MEKAH, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ada yang sangat istimewa pada kegiatan puncak ibadah haji tahun ini. Usai pelaksanaan wukuf pada 9 Dzulhijah 1440, Arafah mendadak diguyur hujan. Lumayan deras sehingga banyak jamaah bersuka cita.
Fenomena hujan itu seolah momen amat langka lantaran selama ini tanah suci selalu identik dengan cuaca terik di atas rata-rata.
Jamaah haji Kloter 8 SOC Solo mengadakan kegiatan puncak wukuf di Maktab atau Tenda 61. Ada 358 jamaah haji yang hadir, yakni 5 orang petugas haji dan jamaah haji reguler.
Acara wukuf Arofah diawali oleh khutbah wukuf yang disampaikan oleh Abdullah Afandi selaku Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).
Usai khutbah wukuf dilanjutkan jamak qashar sholat dhuhur dan asyar yang didahului dengan adzan yang dikumandangkan Johan Wahyudi. Imam sholatnya adalah KH Sururi, salah satu Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen.
Pada khutbah wukuf tersebut, Afandi menyebutkan ciri kemabruran haji seseorang. Menurutnya, sambil mengutip hadist Nabi Muhammad, ada dua ciri seseorang yang berhasil meraih haji mabrur.
“Dua ciri haji mabrur adalah rajinnya ia bersedekah dan gemarnya menebarkan salam” katanya.
Jamaah haji kloter 8 SOC Solo yang berisi 358 jamaah haji masih utuh. Tidak ada yang sakit parah. Hanya ada beberapa yang sakit karena faktor usia. Bahkan tidak ada satu pun jamaah yang ikut safari wukuf.
“Alhamdulillah, 358 jamaah haji bisa mengikuti puncak ibadah haji, yakni wukuf di Arofah. Ini tak terlepas dari kerja sama semua pihak, seperti Karu, Karom, Tim Medis, TPIHI, TPHD dan semua jamaah. Saya sangat berterima kasih” terang Lasianto, Ketua Kloter 8 SOC. (*/Laporan Johan Wahyudi dari Mekah)