Kerangka Manusia Berkepala Alien Ditemukan di Kroasia

    Kerangka manusia berkepala alien di Kroasia/tempo.co

    JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Para Arkeolog berhasil menemukan tiga kerangka remaja berusia 1.500 tahun di wilayah Timur Kroasia.

    Uniknya, dua di antaranya memiliki bentuk tengkorak yanh menyerupai kepala alien.

    “Salah satu individu dengan bentuk kepala sempurna memiliki DNA yang berasal dari Eurasia Barat, individu dengan perubahan bentuk kepala tipe kranial melingkar namun tegak memiliki DNA yang berasal dari sekitar Asia Timur, sementara individu dengan tengkorak memanjang memiliki DNA Asia Timur,” jelas Mario Novak dari Institute for Anthropological Research di Zagreb, Kroasia.

    Bentuk kepala alien yang ditemukan pada dua kerangka remaja tersebut dinamakan artificial cranial deformation (ACD) atau bentuk deformasi tengkorak yang dilakukan secara sengaja seperti yang tertulis pada jurnal PLOS ONE.

    Praktik ini dilakukan sejak bayi karena tulang tengkorak masih lunak. Mereka akan menggunakan hiasan kepala yang membungkus kepala mereka dengan ketat menggunakan kain ataupun material keras seperti kayu.

    Diduga tradisi ini dilakukan untuk menandakan status sosial seseorang. Namun, para arkeolog tidak menemukan artefak dalam pemakaman yang bisa mengungkapkan status sosial ketiga remaja lelaki itu.

    “Kami menduga bahwa jenis deformasi tengkorak yang berbeda di Eropa digunakan sebagai indikator visual dari asosiasi kelompok budaya tertentu,” kata Novak.

    Sampai sekarang, tidak jelas dari mana asal kelompok budaya ketiga kerangka tersebut. Meskipun salah satu remaja memiliki DNA Asia Timur yang memungkinkan dirinya merupakan seorang suku Hun.

    Novak dan tim berharap dapat menemukan lebih banyak informasi mengenai praktik budaya ACD di Kroasia.

    Proses penggalian tiga kerangka telah dilakukan pada tahun 2013 pada situs arkeologi Hemanov Vinograd, Osijek.

    Ketika ditemukan masing-masing tengkorak dikubur bersamaan dengan bentuk yang berbeda bersama binatang.

    Kemudian, penelitian berlanjut pada tahun 2014 dan 2017 dengan menganalisis bentuk kerangka menggunakan metode analisis DNA dan pencitraan radiografi nuklir agar dapat melihat bagian inti dalam kerangka.

    Sebelum meninggal ketiga remaja tersebut rupanya mengalami kekurangan gizi, dan diduga merupakan korban ritual persembahan kejam.

    Analisis juga mengungkap bahwa mereka berasal dari tahun 415 dan 560 masehi, yang merupakan masa Migrasi Hebat di Eropa setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi.

    Pada kala itu banyak orang-orang dari wilayah sekitar benua Eropa yang melakukan migrasi, sehingga terjadi perkembangan populasi dan akulturasi budaya.

    Peristiwa tersebut menjadi dasar perkembangan negara-negara Eropa moderen.

    www.tempo.co