SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Setelah sempat didemo karena memicu debu dan menyengsarakan warga, pelaksana proyek pengecoran jalan Grompol-Jambangan, akhirnya keder juga.
Pihak pelaksana mulai menyirami jalur jalan yang dikeluhkan hujan debu, dengan mobil tangki. Namun, persoalan tak berhenti sampai di situ.
Ternyata siraman itu juga menghadirkan petaka baru. Siraman air yang terlalu, kini juga dikeluhkan lantaran memicu jalanan berdebu menjadi becek dan rawan tergelincir.
“Sudah sejak kemarin (Rabu,14/8/2019) ada mobil tangki yang nyirami. Sehari beberapa kali. Sudah nggak berdebu lagi, tapi sekarang malah bahaya karena becek dan rawan jatuh Mas. Harus hati-hati,” ujar Nardi, warga Kedawung yang setiap hari melintasi jalur itu pagi dan sore, Kamis (15/8/2019).
Salah satu tokoh masyarakat Masaran yang memimpin demo dua hari lalu, Suyadi Kurniawan juga membenarkan pelaksana proyek sudah mulai merealisasi janji untuk melakukan penyiraman.
Hal itu memang membuat debu sudah terkurangi. Akan tetapi kondisi pasca disirami jadi berbahaya karena volume penyiraman yang berlebihan, membuat tumpukan debu menjadi lumpur dan berbahaya.
“Minimal debu memang sudah berkurang. Tapi ya pengendara harus hati-hati karena kondisi jalanan setelah disirami jadi licin dan berlumpur,” kata dia, Kamis (15/8/2019).
Suyadi mendesak pihak dinas terkait mengkaji ulang terhadap usaha bescam dan proyek yang ada di wilayah itu. Sebab, keberadaan usaha itu yang notabene berada di tengah permukiman padat penduduk akhirnya berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan warga.
“Kalau sepanjang jalan Grompol dijadikan Zona Bescam sangat menggangu kesehatan. Dampak polisi udara dan kendaraan berat yang angkut material batu pasir yang merusak jalan dan lingkungan. Mestinya DLH dan penerbit ijin harus mengkaji ulang,” paparnya.
Menurutnya, sangat tidak tepat jika jalur Grompol-Jambangan yang padat penduduk dan banyak sekolah, menjadi zona bescam.
“Perlu dipertanyakan kenapa bisa terbit izin. Padahal kalau dikaji sudah tidak pas dan sangat merugikan lingkungan,” tandasnya. Wardoyo