Beranda Daerah Solo Makan Banyak Korban, PT KAI Kembali Peringatkan Perihal Swafoto di Areal Rel...

Makan Banyak Korban, PT KAI Kembali Peringatkan Perihal Swafoto di Areal Rel KA

Ilustrasi rel kereta api. pexels.com
Ilustrasi rel kereta api. pexels.com

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops 6 Yogyakarta mencatatkan belasan kasus swafoto di areal rel Kereta Api (KA) berujung maut selama periode Januari-Agustus 2019 ini. Angka tersebut termasuk dalam kategori mempeihatinkan karena kasus terpantau berdasarkan laporan dari pihak kepolisian ataupun dari media massa.

“Bisa jadi yang tidak terpantau oleh kami lebih banyak. Jumlahnya sangat memprihatinkan ya, apalagi rata-rata korbannya adalah usia remaja. Bahkan anak-anak belasan tahun juga tidak sedikit,” urai Manager Humas PT KAI Daops 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto, Minggu (1/9/2019).

Eko menengarai, semakin hari aksi swafoto yang dilakukan demi mendapatkan aksi viral semakin berani.

“Berswafotp sampai menjorok mendekati KA yang tengah melintas. Itu sangat berbahaya. Dan hampir semua kasus swafoto ini korbannya meninggal dunia karena tertemper KA. Kalau toh ada yang selamat pasti mengalami trauma hebat,” imbuhnya.

Bahkan, lanjut Eko, ada aksi swafoto di areal rel KA yang ekstrim seperti ngetril di jalur rel, menggantung di jembatan rel, hingga tiduran di atas rel.

Baca Juga :  Asita Solo Putar Otak: Siasati Dampak Pemangkasan Anggaran dengan Bidik Pasar Pelancong

“Ada yang tiduran hingga kereta melintas, saat bangun lalu dikasih tepuk tangan teman temannya yang merekam. Kami mendapat informasi terkait kejadian semacam itu dari Kepolisian atau media massa yang memberitakan. Dalam hal ini, masinis justru tidak tahu karena fokus menjalankan kereta sesuai prosedur. Sehingga ketika ada yang tertemper KA di pinggiran rel tidak mengetahui. Jika mengetahui ada orang yang tertemper KA, masinis kemudian berhenti dan melaporkan kejadian itu,” paparnya.

Terkait hal iti, PT KAI gencar memberikan himbauan agar masyarakat tidak mendekati jalur rel, terutama yang padat frekuensi KA melintas. Mulai dari memasang rambu rambu larangan hingga membuat pagar pembatas. Sebab di titik titik tertentu, menjadi lokasi berkumpulnya warga untuk menonton KA melintas.

“Kami menghimbau agar orangtua mawas dalam mengawasi anaknya. Jangan sibuk main HP, sementara anaknya dibiarkan bermain di pinggiran rel. KA memang moda transportasi yang menarik untuk dilihat dan dinikmati. Pada sisi lain, tempat tempat publik di perkotaan kini juga semakin sempit. Sehingga lokasi tertentu di pinggiran rel menjadi alternatif untuk bermain. Ketika KAI membuat pagar pembatas agar masyarakat tidak mendekati jalur, banyak diantaranya justru semakin ramai oleh para penjual dan arena bermain anak. Sehingga lokasi itu berubah seperti pasar. Guna mengedukasi masyarakat, khususnya remaja dan pelajar, PT KAI turun langsung melakukan sosialisasi ke sekolah,” tukas Eko. Triawati PP