SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta meluncurkan Program Studi (Prodi) Pengelolaan Hutan, Jumat (6/9/2019) pagi. Dalam acara peluncuran yang digelar di Aula Fakultas Pertanian (FP) UNS, turut hadir Rektor UNS Prof. Jamal Wiwoho bersama Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Dr. Ir. Bambang Supriyanto, M.Sc, Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah Dr. Ir. Sri Puryono Karto Soedarmo, serta Komisaris Bank Mandiri sekaligus mantan Jaksa Agung Muda, Prof. Dr. R. Widyo Pramono, S.H., M.M., M.Hum.
Peluncuran Prodi Pengelolaan Hutan FP UNS secara simbolis ditandai dengan pemukulan gong sebanyak lima kali oleh Rektor UNS Prof. Jamal Wiwoho, Ir. Sri Puryono, serta Dr. Bambang Supriyanto. Usai peluncuran Prodi Pengelolaan Hutan secara simbolis oleh Rektor UNS, acara kemudian dilanjutkan dengan kuliah umum dengan tajuk “Masa Depan Kehutanan Indonesia”
Dekan FP UNS, Prof. Samanhudi dalam sambutannya menyebut bahwa Prodi Pengelolaan Hutan UNS merupakan salah satu Prodi yang spesial. Sebab, kehadiran prodi Pengelolaan Hutan merupakan permintaan langsung dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
“Prodi pengelolaan hutan lahir secara khusus atas permintaan Ibu Menteri LHK pada saat penyerahan lahan hutan Bromo seluas 125 hektar di Kabupaten Karanganyar kepada UNS sebagai kawasan hutan daerah tujuan khusus dan sebagai hutan pendidikan serta pelatihan,” ujar Samanhudi.
Pendirian Prodi Pengelolaan Hutan FP UNS secara resmi tertuang dalam Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 1131/KPT/I/2018 tertanggal 18 Desember 2018 lalu.
Dengan adanya Prodi Pengelolaan Hutan ini, Rektor mengharapkan agar UNS sebagai institusi pendidikan mampu melihat permasalahan kehutanan di Indonesia dengan perspektif yang berbeda. Pemecahan masalah pengelolaan kehutanan bagi Prof. Jamal Wiwoho sangat penting sebab dalam era teknologi informasi yang sangat pesat ini pengelolaan hutan tidak dapat dilepaskan dari peran serta masyarakat
“Pengelolaan hutan tidak dapat dilepaskan dari inovasi perubahan pola pikir masyarakat,” tambah Prof. Jamal.
Lanjut Prof. Jamal, ia berharap agar dengan kehadiran Prodi Pengelolaan Hutan dapat memberikan pendidikan ecotourism kepada masyarakat yang ada di kawasan perhutanan. Hal tersebut dimaksudkan sebagai respon atas perkembangan teknologi informasi dalam perkembangan revolusi industri 4.0
Pada seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun 2019, kuota 50 kursi yang ditawarkan pada Prodi Pengelolaan Hutan, sudah terisi 45 mahasiswa. Capaian tersebut tentu dapat dikatakan menggembirakan untuk sebuah Prodi baru. Sebab, ketertarikan calon mahasiswa baru pada Prodi Pengelolaan Hutan diharapkan dapat mencetak lulusan-lulusan yang berkompeten di bidang pengelolaan hutan, khususnya bidang perhutanan sosial. Triawati PP