KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kekeringan di Kabupaten Karanganyar diam-diam terus meluas ke sejumlah wilayah. Sebelumnya, dampak kekeringan hanya terjadi di Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo.
Sekitar 184 KK, kesulitan mendapatkan air bersih. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar, dampak saat ini meluas di dua kecamata, yakni Karangpandan dan Jumapolo.
Sekretris BPBD Hendro Prayitno menyatakan, hingga 30 September 2019, terdapat 6 desa yang berada di 3 kecamatan, sangat membutuhkan air bersih.
Keenam desa tersebut, masing-masing, di kecamatan Gondangrejo, desa Krendowahono, Dusun Ngrawan. Kemudian di Jumapolo, didesa Bakalan, Jumapolo, Karangbangun, Kedawung serta Kecamatan Karangpandan, yakni didesa Gerdu.
Berdasarkan data kekeringan tersebut, jelas Hendro, sebanyak 926 KK dan 3.474 jiwa yang saat ini membutuhkan air bersih. BPBD sendiri bekerjasama dengan sejumlah pihak telah menyalurkan sebanyak 214 tangki air dengan jumlah sekitar 1.067 juta liter air bersih untuk dapat di gunakan masyarakat.
“Kita sudah koordinasikan dengan pemerintah setempat, dan beberapa instansi terkait, agar nanti bisa dilakukan droping air bersih,” jelasnya.
Tragedi krisis air itu juga memantik perhatian serius dari organisasi kepemudaan, Pemuda Pancasila (PP) Karanganyar. Mereka langsung tergerak menggelar bakti sosial penyaluran air bersih ke sejumlah wilayah krisis air.
Sasaran bantuan air bersih tersebut terutama untuk daerah yang terkena dampak terparah akibat musim kering berkepanjangan.
“Bantuan air ini, merupakan bentuk keperdulian kami kepada sesama, terutama warga yang membutuhkan air bersih. Seluruh biaya bantuan air bersih ini, berasal dari urunan anggota,” kata Ketua MPC PP Karanganyar, Disa, Rabu (16/10/2019).
Menurut Disa, bantuan air bersih itu akan terus dilakukan dan berkoordinasi dengan BPBD dan pemerintah desa setempat. Hal itu dimaksudkan untuk meringankan beban penderitaan warga di wilayah krisis air di Karanganyar. Wardoyo