SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keberadaan Alun-Alun Sasana Langen Putro Sragen selama ini memang terus disolek oleh Pemkab setempat. Setelah dibersihkan dari pedagang, alun-alun di jantung kota Sragen itu juga dihiasi dengan berbagai ornamen seperti tugu gading, tempat duduk, serta habitat burung dara.
Nah yang terakhir itu selama ini sering memantik perhatian. Mengadopsi suasana eropa, alun-alun Sragen beberapa waktu lalu memang ditambah dengan habitat burung dara.
Dibuatkan rumah di sudut-sudut alun-alun, puluhan burung dara itu memang sedikit banyak telah merubah wajah alun-alun menjadi lebih alami.
Namun pernahkah terlintas di benak anda, siapa yang memberi makan puluhan burung dara itu setiap hari?
Jawabannya barangkali agak di luar dugaan. Sebab usut punya usut, ternyata orang yang sering memberi makan burung dara itu adalah Sekda Sragen, Tatag Prabawanto.
Rupanya tak banyak yang tahu jika salah satu pejabat teras di Pemkab Sragen itulah yang selama ini secara rutin memberi makan puluhan burung dara tersebut.
Termasuk ketika beberapa hari lalu, ia diam-diam tertangkap sedang memberi makan burung-burung dara itu dengan jagung.
Kebiasaan itu ternyata sudah ramai diperbincangkan beberapa orang yang sering memergoki Sekda singgah di Alun-alun hanya sekadar untuk memberi jatah jagung untuk makanan burung dara.
“Iya memang. Kadang tiap pagi saya kalau mau berangkat ke kantor, sangu jagung 2 kg. Nanti mampir alun-alun dulu sebentar untuk ngasih makan burung-burung dara itu. Senang saja,” ujarnya saat dikonfirmasi perihal kebiasaan uniknya itu, Selasa (15/10/2019).
Pejabat yang tinggal di Karangdowo, Sragen Kota dan berjarak hanya beberapa ratus meter dari Kantor Pemkab dan Alun-alun itu menuturkan kebiasaan memberi makan burung dara itu sudah lama dilakukannya.
Kebetulan salah satu hobinya adalah memelihara hewan piaraan. Termasuk burung kicau maupun burung dara.
Selain di pagi hari sebelum masuk kantor, kadang kebiasaan memberi makan burung dara alun-alun itu juga dilakukan di hari libur ketika dirinya tak ada agenda luar kota.
Saat ditanya alasannya rela memberi makan burung dara di Alun-alun, ia mengaku tak ada alasan lain kecuali karena naluri untuk menjaga kelestarian habitat burung dara itu.
“Sederhana saja, karena itu makluk hidup dan juga butuh makan. Sepanjang kita bisa memberinya, kenapa nggak. Hanya mampir sebentar tebarkan jagung aja kok. Beli jagung 2 kg tiap hari saja kan nggak seberapa harganya. Juga ada kepuasan dan keasyikan bisa melihat burung-burung itu sehat dan bisa berkembang makin banyak,” tuturnya.
Saat ditanya apakah selama ini ada anggaran khusus untuk membeli jagung, Sekda menyebut tidak ada.
“Ya pakai uang sendiri lah. Wong cuma jagung 2 kg tiap hari saja kok masa harus pakai anggaran negara,” ujarnya setengah bercanda.
Ya, di awal-awal keberadaannya, burung di alun-alun sempat menjadi sorotan di media sosial lantaran jumlahnya yang makin menyusut. Ada yang menyebut diduga ditembaki ada pula yang menduga penyusutan karena belum kerasan di habitat baru alun-alun.
Namun belakangan rupanya populasi burung dara di Alun-alun sudah pulih dan makin beranak pinak. Jika di awal-awal sempat terdeteksi hanya tinggal beberapa pasang, kini ternyata sudah mencapai puluhan pasang. Wardoyo