SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Puluhan pedagang di Pasar Bunder Sragen mengungkap keresahan atas jerat hutang yang dilakukan rentenir. Mereka pun sepakat untuk melawan para rentenir dan meminta Pemkab untuk membantu kesulitan pedagang.
Mereka akhirnya mengadakan musyawarah bersama yang difasilitasi Bidang Pasar Dinas Perdagangan Sragen, Kamis (3/10/2019).
Para pedagang mengaku resah lantaran praktik rentenir sangat merugikan. Namun pedagang tak berdaya dan akhirnya terjerat rentenir karena membutuhkan modal untuk usaha.
Salah satu pedagang, Lasmi, menuturkan rentenir tersebut meminjamkan uang panas antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta dengan bunga perhari dari pinjaman pokok.
Bunga itu ditarik harian dengan kisaran Rp 10.000 hingga Rp 20.000. Jika tak ketemu orangnya di pasar, para petugas rentenir atau bang plecit itu tak segan mlecit sampau ke rumah untuk menagih.
Lasmi menuturkan para pelaku renten itu biasanya berasal dari suku Batak dengan perilaku yang kasar dan bengis yang siap menerkam para pedagang kecil.
“Orangnya kejam mas, kalau nagih suka keluar kata-kata kasar. Gak peduli orangnya sedang sakit atau apa, ya tetap dicari dirumahnya. Selama pokoknya itu belum dibayar dia akan terus mengejar,” kata salah satu pedagang, Lasmi (40), asal Desa Kalibening, Kecamatan Karangmalang, Sragen.
Lasmi tak sendirian. Bersama 80 pedagang Pasar Bunder Sragen lainnya berkumpul untuk musyawarah dengan Koperasi Simpan Pinjam Artho Moro Dhewe Sragen dan Dinas Perdagangan di Gedung IPHI Krapyak, Sragen.
Pengurus Paguyuban Pedagang Sore Malam Sragen (Somas), Haryanto, menyarankan kepada pedagang agar pinjam di koperasi karena lebih berkah.
“Kalau mengetahui ada rentenir maka bisa lapor ke satpam atau pengurusan paguyuban. Jangan minta bantuan kepada organisasi lain di luar pasar,” ujarnya.
Kabid Pengelolaan Pasar Disperindag Sragen, Widya Budi mengatakan, kasus rentenir yang menjerat pedagang sudah direspons dan jadi perhatian Bupati Sragen dan Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen. Widya menyarankan adanya strategi untuk memerangi rentenir.
“Caranya dengan tidak pinjam ke rentenir dan tidak mengulang pinjam ke rentenir karena bunganya besar 10%-15% dan penagihannya sampai ke rumah. Seharusnya saling nguripi bukan mateni. Kalau rentenir ini malah mateni,” ujarnya. Wardoyo