SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Saat ini masih banyak sekolah di Kabupaten Semarang yang belum masuk kategori sekolah ramah anak dalam rangka memenuhi hak-hak anak di sekolah.
Oleh karena itu, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Kabupaten Semarang terus mendorong terwujudnya sekolah ramah anak di Kabupaten Semarang.
Fakta itu diungkapkan Kepala Dinas P3AKB Kabupaten Semarang, Romlah kepada wartawan, Selasa (5/11/2019).
Romlah mengakui masih banyak sekolah di Kabupaten Semarang yang belum ramah anak. Sehingga pihak sekolah harus didorong mewujudkan sekolah ramah anak.
Berdasarkan data, yang sudah berkomitmen ramah anak baru 30 persen. Artinya ada 70 persen sekolah yang belum
‘’Yang sudah berkomitmen baru 30 persen dari jumlah sekolah yang ada. Kalau tidak salah SD ada 400 an, SMP sekian, tidak sampai ribuan,’’ jelasnya.
Untuk sekolah tingkat SMA, kata Romlah, harus door to door ke sekolah untuk menemui kepala sekolah. Namun sejauh ini hal itu tidak perlu dilakukan karena pihak sekolah menyambut baik dalam pemenuhan hak anak.
“Saya bersyukur, selama ini tidak perlu door to door, mereka welcome,’’ ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang tercatat jumlah SD negeri sebanyak 455 sekolah dan SMP Negeri ada 51 sekolah. Untuk SD swasta ada 51 sekolah, sedangkan SMP swasta sebanyak 44 sekolah.
Romlah mengungkapkan, sejauh ini pemenuhan sekolah ramah anak terkesan masih dianggap sulit. Padahal realitanya tidak seperti itu, karena hanya memasukkan unsur-unsur pemenuhan hak-hak anak.
“Pada-pada (sama-sama) membangun sarana atau fasilitas sekolah, kenapa tidak yang ramah anak, misalnya membuat anak tangga yang aman bagi anak. Kalau membangun kamar mandi ya letaknya jangan di belakang yang kumuh dan gelap,” tandas Romlah.
Kata Romlah, membuat lingkungan sekolah yang asri didukung banyaknya tanaman hijau perlu diperhatikan pihak sekolah. Diharapkan semua sekolah bisa menjadi sekolah vokasi.
‘’Itu sebenarnya yang kami mau, sekolah vokasi,’’ ucapnya.
Ditanya soal kelanjutan program desa ramah anak, Romlah menandaskan program desa ramah anak tidak mandeg. Dia berharap program desa ramah anak bisa bersinergi dengan Kampung KB yang dicanangkan Dinas P3AKB.
‘’Sampai hari ini sudah ada sekitar 70 desa yang mendeklarasikan sebagai Kampung KB. Harapannya ini berbasis desa ramah anak, sehingga betul-betul kebutuhan anak terpenuhi,’’ tandasnya.
Menurut Romlah, untuk membuat desa ramah anak tidak sulit. Dana desa bisa dialokasikan guna mendukung program desa ramah anak.
‘’Misalnya jumlah anak berapa, usia produktif berapa, lansia berapa persen. Dimodel atau berbasis seperti itu kan penak, ini yang terus kita advokasikan kepada kades dan camat,” pungkasnya. Wardoyo