SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kematian dua bocah asal Dukuh Bodean RT 6, Desa Kaliwedi, Gondang yang tenggelam di kubangan galian C dukuh setempat, menguak cerita baru.
Ternyata, sebelum insiden terjadi, salah satu korban, Brian Yoga Saputra (10) sempat menunjukkan keanehan di sekolah.
“Dari keterangan gurunya saat bertemu di takziyah, paginya Yoga sempat masuk sekolah. Nah di sekolah, uang sakunya mendadak dibelikan permen sunduk semua. Lalu diberikan ke semua teman sekolahnya. Gurunya juga sempat heran, biasanya kalau mbelikan kan cuma satu dua teman, tapi pagi itu semua dibelikan ” ujar Afri, pengelola galian C Bodean beberapa hari lalu seusai menyambangi kediaman korban.
Sementara, menurut Joko Susilo, perangkat desa Kaliwedi yang juga tetangga korban, siang sekitar jam 12.00 WIB atau sesaat sebelum kejadian, dirinya masih sempat melihat kedua korban membeli pecel di jalan menuju kubangan galian C.
Saat itu, ia sama sekali tak mengira jika mereka akan bermain di kubangan dan berakhir dengan kematian.
“Saya sempat lihat keduanya beli pecel. Tapi juga nggak tahu kalau kemudian main di kubangan. Tahu-tahu nggak lama kemudian dapat kabar tenggelam,” terangnya.
Sementara, orangtua Yoga, Ngadiman (39) mengaku tak ada firasat apapun sebelum kepergian putra sulungnya itu. Ia hanya menuturkan pagi harinya, putranya memang sempat masuk sekolah.
Ia mengaku sama sekali tak menyangka putra sulungnya yang duduk di kelas IV SDN Plosorejo 1 itu bakal pergi secepat itu. Ngadiman menceritakan siang itu, dirinya tengah kerja bhakti bersama warga lain.
Sedangkan putranya ada di rumah. Saat dikabari putranya tenggelam, ia langsung pulang dan setiba di rumah, putranya sudah ada di rumah dalam kondisi tak bernyawa.
“Waktu dikabari, sampai rumah anak saya sudah dibawa neneknya. Kejadian pasnya saya nggak tahu Mas. Nggak ada firasat apa-apa,” tuturnya.
Atas kejadian itu, Ngadiman hanya berharap agar pengelola tambang galian C bisa melakukan pembenahan dengan memasang pembatas atau apa di lokasi tambang.
Sehingga anak-anak tidak lagi bermain di lokasi kubangan.
“Saya minta kalau bisa dikasih apa lah biar anak-anak nggak main kesitu lagi. Dikasih jaring atau pembatas apa saja. Biar nggak kejadian lagi. Masalahnya korbannya nggak sedikit, sekali langsung dua anak,” tukasnya.
Di sisi lain, pihak pengelola tambang Galian C Bodean, Endong dan Afri, mengklaim bahwa tambang itu memang masih dalam proses reklamasi. Namun selama sepekan terakhir memang dihentikan lantaran hujan.
Perihal pengaman, mereka juga beralasan sudah melakukan upaya pengamanan dengan menempatkan penjaga di lokasi tambang.
“Tiap hari sebenarnya ada yang njaga, orang situ juga. Beberapa kali sempat memergoki anak-anak main dan langsung dilarang. Kemarin itu pas kejadian, penjaganya pas pulang. Balik-balik, sudah ada kejadian itu,” katanya. Wardoyo