SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ada fenomena menarik dalam gelaran Pilkades serentak tahap III di Sragen yang digelar September 2019 silam. Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengungkap dari 167 Kades yang terpilih, hanya 68 petahana yang berhasil terpilih kembali.
Bupati pun menyebut bahwa tidak ada jaminan petahana bisa langsung jadi atau terpilih kembali. Menurutnya banyaknya petahana yang tumbang membuktikan bahwa pemegang kekuasaan tertinggi dalam pesta demokrasi termasuk Pilkades, adalah rakyat.
“Ini hari yang bersejarah bagi Sragen. Pertama kali saya melantik 167 Kades secara serentak. Dari 167 desa yang ikut Pilkades, 68 adalah petahana yang bisa menjabat kembali. Ini menandakan bahwa pemegang kekuasaan tertinggi adalah di tangan rakyat. Tidak ada jaminan petahana dapat langsung jadi apabila rakyat tidak menghendaki,” papar Bupati Yuni dalam sambutannya.
Bupati kemudian menguraikan dirinya pun sebagai bupati yang menjabat 5 tahun, jika rakyat menghendaki bisa saja diperpanjang. Hal itu juga berlaku sama halnya jabatan Kades. Menilik fenomena itu, ia hanya menekankan bahwa pemimpin harus punya jiwa sebagai pelayan bagi masyarakat dan melayani tanpa pamrih.
“Ada kades yang berprestasi luar biasa bagi desa, bila rakyatnya tidak menghendaki ya tidak jadi,” ujarnya.
Ia menambahkan pelajaran yang bisa dipetik dari fenomena itu bahwa semua pemimpin harus bisa mennadi pelayan masyarakat. Semangat bersosialisasi, menyambangi masyarakat, layat, njagong dan lainnya harus didengungkan.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan beberapa evaluasi terkait pelaksanaan Pilkades serentak lalu. Ia mengatakan salah satunya terkait keberadaan Satgas Anti Money Politics.
Menurutnya Satgas itu memang diakui belumlah seperti yang diidam-idamkan. Akan tetapi, ia menilai setidaknya kehadiran Satgas anti money politic itu bisa menjadi tonggal sejarah baru bagi Sragen yang sudah punya niat untuk menjalankan demokrasi dengan jujur dan adil.
“Masih saja terjadi pelanggaran dan beberapa hal yang tidak diinginkan. Tapi secara umum kami lihat dan memantau pelaksanaan Pilkades saat ini jauh lebih tertib, beradab dan mereka sudah punya rasa malu melakukan money politics,” tandasnya. Wardoyo