SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Terlahir dengan keterbatasan fisik ternyata bukan akhir dari segalanya. Rahmadi Mujianto (20), warga Wonogiri, adalah gambaran nyata betapa tekad dan perjuangan keras mampu mematahkan keterbatasan itu.
Penyandang disabilitas itu bahkan tampak terperangah saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi stand Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri, saat Peringatan Hari Disabilitas Internasional ke-27 Tingkat Provinsi Jawa Tengah, di Gedung Wanita, Rabu (11/12/2019).
Belum lepas kagetnya melihat sosok gubernur, dia kembali terkejut saat Ganjar membeli hiasan dinding yang dibuatnya.
Ya, siapa sangka, hiasan dinding dari bambu dengan siluet wajah Ganjar, menarik perhatian orang nomor satu di Jawa Tengah itu. Tanpa berfikir lama, Ganjar langsung membeli lukisan tersebut.
“Senang banget hasil karya saya dibeli Pak Gubernur. Saya tidak menyangka. Ini yang ngajari Pak Pancoko,” ungkap Rahmadi kepada wartawan.
Pembelian gubernur itu dinilai bisa menjadi penyemangat untuk terus berkarya dan mandiri.
Maklum Rahmadi, penyandang lumpuh pada kaki tersebut hanya lulusan Sekolah Dasar. Dia tidak bisa meneruskan sekolah karena ayahnya yang juga tuna daksa tidak mampu mengantar.
Beruntung, belum lama ini dia mendapat pelatihan keterampilan kerajinan bambu. Meski agak kesulitan karena hanya tangan kirinya yang aktif, Rahmadi tak patah semangat.
Dia menggunakan penyangga untuk mengangkat bambu yang akan diukir.
Baru satu bulan belajar, Rahmat bersama rekannya Mohammad Arifin (31), sudah mampu menghasilkan berbagai produk. Mulai gantungan kunci, celengan, peralatan makan dan minum, hingga hiasan dinding.
“Seminggu bisa jadi tiga produk. Maklum, masih tahap belajar,” timpal Arifin.
Tak hanya Rahmadi dan Arifin, penyandang disabilitas lainnya, Lastri (32), warga Kecamatan Butuh Kabupaten Purworejo, juga memperlihatkan semangatnya dalam berusaha.
Di stand Panti Pelayanan Sosial Anak “Dharma Putera” Purworejo, dia menganyam bambu menjadi besek, dan menganyam lidi menjadi piring.
Lastri pun baru mempelajari ketrampilan itu sebulan yang lalu. Tapi, dia termasuk murid yang paling cepat menguasai.
Selain kerajinan bambu dan lidi, penyandang tuna rungu dan wicara ini juga mempelajari pembuatan keset dan aneka produk dari kain perca. Dia ingin dapat berdaya di tengah keterbatasannya.
“Saya mau wirausaha. Saya mau membuat keset dan kerajinan dari kain perca yang saya dapat dari penjahit,” ujarnya optimistis.
Kepala Seksi Penyantunan Panti Pelayanan Sosial Anak Dharma Putera Purworejo, Maharani menyampaikan, pihaknya berupaya memberdayakan para penyandang disabilitas.
Antara lain, bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja dalam memberikan pelatihan bagi penyandang disabilitas. Dengan begitu, mereka akan menjadi berdaya dan mandiri. JSnews