JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM –
Situs pemakaman kuno Kostrzyn, Polandia Timur semakin kaya dengan penemuan guci berusia 2.000 tahun dan sisa-sisa prajurit Jerman.
Atas temuan baru tersebut, para arkeolog dari Museum Benteng Kostrzyn telah menjaga lokasi penggalian untuk mencegah pemburu harta karun.
Dua penemuan kunci di situs penggalian adalah guci kremasi berusia 2.000 tahun dan 12 lubang penguburan yang berasal dari abad pertama SM.
Makam itu kemungkinan besar digunakan oleh suku-suku Jerman setempat untuk mengubur prajurit dan perempuan.
Kostrzyn berada tepat di sebelah timur perbatasan Polandia modern dengan Jerman dan para sejarawan mengakui bagian Eropa ini secara historis beragam.
Menurut arkeolog Krzysztof Socha dari museum Kostrzyn, penemuan itu membuktikan bahwa suku-suku setempat memiliki bermacam-macam tradisi pemakaman.
“Yang menarik adalah berbagai ritual pemakaman yang dipraktikkan. Beberapa yang mati dibakar dan jenazahnya ditempatkan di guci keramik atau langsung di lubang, beberapa dikubur tanpa dikremasi,” ujar Socha kepada Kantor Berita Polandia (PAP), dikutip Express, Minggu (1/12/2019).
Menurut Socha penemuan lubang kerangka tersebut mengejutkan bagi tim arkeolog. Dalam upaya menjaga guci yang ditemukan tetap utuh, para arkeolog menggunakan bantuan dokter hewan setempat di kota Debno, Polandia.
Dokter itu menscan guci dengan x-ray untuk mengungkapkan rahasia yang tersembunyi di dalam, tanpa memecahkan segel mereka.
Salah satu guci itu ditemukan berisi tulang-tulang yang dikremasi dari seorang prajurit kuno.
“Pemeriksaan x-ray akan memungkinkan kita untuk merencanakan proses pengosongan guci dan konservasi artefak yang ditemukan di dalam,” kata Socha.
“Kami juga telah belajar dengan sangat tepat bagaimana tulang dan barang-barang ditempatkan di dalam guci.”
Tahun ini, para arkeolog di Polandia telah menemukan 100 kuburan bersama bekal kubur berupa perhiasan logam.
Orang mati biasanya dikubur dengan bros logam yang digunakan oleh pria dan wanita untuk menyatukan pakaian mereka.
Para arkeolog juga sering menemukan ujung tombak dekoratif sebagai bekal kubur.
Tetapi banyak pernak-pernik logam tidak dibuat secara lokal. Para peneliti menemukan bahwa mereka telah diimpor dari Kekaisaran Romawi.
“Ini bukan nekropolis yang digunakan untuk mengubur prajurit,” tutur Socha. “Ada situs pemakaman dengan peralatan yang menunjukkan bahwa itu milik wanita atau orang yang tidak terlibat dalam perang.”