SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menambah dua Guru Besar (Gubes) ilmu farmasi. Pengukuhan Gubes, Prof Muhtadi dan Prof Muhammad Da’i digelar Sabtu (7/12/2019), di Auditorium kampus setempat.
Dalam pidato pengukuhannya, Prof Muhtadi yang dikukuhkan sebagai Gubes UMS yang ke 26 mengangkat tema “Peran Kekayaan Hayati Sebagai Sumber Ilmu Kimia, Agen Fitoterapi dan Harta Kekayaan Bangsa Yang Terpendam”.
“Kekayaan hayati (biodiversity) Indonesia merupakan terbesar kedua di dunia setelah Brazil, padahal luas daratan Indonesia hanya 3% dari luas daratan di dunia. Suatu nikmat Alloh yang sangat besar, yang belum kita syukuri dengan baik dan kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan bangsa.
Pemanfaatan potensi kekayaan alam (hayati) belum digunakan secara ilmiah dan rasional, bahkan ada oknum-oknum yang merusak kekayaan alam kita, seperti pembalakan & pembakaran hutan yang terjadi sepanjang tahun,” urainya dalam pidato pengukuhan.
Prof Muhtadi menambahkan, sekitar satu juta spesies hewan dan tumbuh-tumbuhan terancam punah dalam beberapa puluh tahun mendatang, sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia.
“Dan dilaporkan kekayaan hayati Indonesia meliputi 10% tumbuhan berbunga dunia, 12% jumlah spesies hewan, 16% reptile dan ampibi, 17% spesies burung dan 25% spesies ikan di dunia ada di Indonesia. Lebih jauh dilaporkan bahwa, 12.000 spesies dari 47.000 spesies fungi di dunia ada di Indonesia, dan bahkan 250.000 spesies serangga dari 750.000 spesies di dunia ada di Indonesia.
Suatu bukti keterlimpahan kekayaan hayati yang ada dan dianugerahkan Alloh kepada bangsa Indonesia. Maknanya sebagian besar makhluk yang diciptakan oleh Alloh SWT seperti burung, ikan, reptile dan ampibi, tumbuhan, bahkan bakteri, serangga dan jamur hidup dan menetap di bumi pertiwi,” tukasnya.
Sementara itu, Prof Muhammad Da’i dikukuhkan menjadi Gubes UMS yang ke 27 dengan pidato pengukuhan berjudul “Eksplorasi Agen Kemoterapi Non Toksik: Kajian Terhadap Riset Kurkumin, Turunan dan Analog Kurkumin, serta Senyawa Lain Bersumber dari Tanaman”.
“Pada kesempatan yang mulia ini, perkenankan kami untuk menyampaikan pidato pengukuhan yang merupakan bagian kecil dari usaha untuk mengungkap potensi senyawa-senyawa yang diperoleh maupun yang dikembangkan dari tanaman-tanaman di Indonesia,” urainya.
Prof Dai mengimbuhkan, International Agency for Research on Cancer, melaporkan insidensi kanker didunia sekitar 18,1 juta kasus kanker dan 9,6 juta kematian akibat kanker (53%) pada tahun 2018. Pada kedua jenis kelamin, insidensi kanker paru adalah 11,6%, diikuti kanker payudara (11,6%), kanker prostat (7,1%), dan kanker kolorektal (6,1%).
“Dan kanker paru adalah kanker yang paling sering menyebabkan kematian pada laki-laki dan diikuti dengan kanker hati. Pada wanita, kanker payudara adalah kanker yang paling umum didiagnosis dan penyebab utama kematian akibat kanker, diikuti oleh kanker kolorektal, paru-paru dan kanker serviks (Bray et al., 2018).
Profil tersebut mirip dengan insidensi kanker di Indonesia. Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka kejadian tertinggi di Indonesia untuk laki laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk (56%), yang diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk (61%),” pungkasnya.
Di sisi lain, Rektor UMS, Prof Sofyan Anif menyampaikan apresiasinya terhadap pengukuhan dua Gubes Ilmu Farmasi tersebut.
“Terimakasih kepada kedua profesor yang telah banyak berkiprah dalam perkembangan UMS. Harapannya pada Bulan Januari 2020 akan kembali dikukuhkan calon Gubes lainnya. Kami memiliki 46 Lektor Kepala dan sudah memiliki jurnal internasional. Mereka kami dorong terus selanjutnya untuk menjadi gubes UMA berikutnya,” ungkap Rektor. Triawati PP