PEKALONGAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Fenomena pohon rambutan menangis di Desa Petukangan, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah merupakan hal yang biasa dan bisa dijelaskan secara ilmiah.
Hal tersebut diungkapkan Plt Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan Rintono.
“Proses itu namanya gutasi.
Gutasi yaitu air ini berlebihan dari yang dibutuhkan dari maka air ini akan dikeluarkan,” kata Rintono kepada Tribunjateng.com, saat ditemui di kantornya, Selasa, (17/12/2019).
Rintono, menerangkan, tanaman memiliki organ tubuh yang namanya akar. Akar ini menyerap air dari dalam tanah untuk disebarkan ke seluruh tubuh di tanaman itu sendiri, seperti batang dan daun.
“Mungkin yang di Petukangan itu air gutasi, karena pada saat ini menjelang musim hujan jumlah air di dalam tanah mungkin berlebihan, dari yang dibutuhkan pohon itu sehingga dikeluarkan yang namanya gutasi.
Secara teori itu dinamakan gutasi,” ungkapnya.
Dikatakan, jika batas air sudah seimbang, maka pohon itu tidak akan mengeluarkan air lagi.
“Proses ini sebenarnya bisa terjadi pada malam dan siang hari.
Namun pada siang hari karena ada terik matahari maka kondisinya panas, sehingga kondisinya seimbang,” tuturnya
Rintono menambahkan kejadian itu hanya fenomena biasa, tidak ada kaitan dengan mistis atau apa.
“Ini bisa dibuktikan secara ilmiah.”
“Saya mengimbau kepada warga tidak usah takut dengan fenomena itu, karena itu hal biasa yang bisa terjadi di alam bebas,” tambahnya.