Beranda Edukasi Akademia Viral Screenshot Chat WA Berfoto Rektor IAIN Solo, Tanya Tarif Pijat Plus....

Viral Screenshot Chat WA Berfoto Rektor IAIN Solo, Tanya Tarif Pijat Plus. Mudhofir  Akan Laporkan Pembuat Fake Chat Dirinya

Screenshot chat hoaks yang tampilkan nomor Rektor IAIN Surakarta, Mudofir Abdullah. Kolase TribunSolo.com/Istimewa
Screenshot chat hoaks yang tampilkan nomor Rektor IAIN Surakarta, Mudofir Abdullah. Kolase TribunSolo.com/Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Mudhofir Abdullah  akan melaporkan pembuat fake chat yang mengatas namakan dirinya menanyakan soal tarif pijat plus plus. Mudhofir menegaskan, screenshot chat yang viral beredar dengan PP dirinya tersebut adalah bohong.

“Chat itu 1000 persen bohong. Itu dibuat oleh seseorang untuk mencemarkan nama baik saya. Melalui driver saya, saya sudah mengecek di gerai Indosat Purwosari dan tidak ada jejak hack. Nomer saya dinyatakan aman,” urainya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM lewat aplikasi WhatsApp, Kamis (4/12/2019).

Mudhofir juga menyampaikan, saat ini dirinya tengah berada di Manado dalam rangka tugas luar daerah.

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Mudhofir Abdullah. Istimewa

“Saat chat kotor itu dikirim ke WA saya, saya ada di Lombok. Karena merasa aneh, kemudian saya mencari tahu kenapa nomor hp dan foto saya ada dalam chat itu dimana mengesankan seolah-olah chat itu adalah saya. Lalu diketahuilah bahwa chat itu dibuat pakai aplikasi “fake chat” untuk tujuan pencemaran,” tandasnya.

Baca Juga :  Dampak Pailit Sritex, Karyawan yang Dirumahkan Harus Banting Tulang  Cukupi Kebutuhan Keluarga

Terkait hal itu, Mudhofir akan melaporkan pembuat fake chat tersebut secara resmi paling lambat Senin (8/12/2019) mendatang.

“Saya akan menyerahkan pencemaran nama baik ini ke ranah hukum. Siapa saja yang membaca chat screenshoot itu pasti merasa aneh dan tidak logis. Saya berharap ini tidak ada kaitannya dengan rangkaian teror terkait Pemilihan Rektor. Kami adalah keluarga bahagia dengan empat anak. Sepanjang karir dosen saya, berusaha menjadi teladan bagi keluarga, mahasiswa, dan masyarakat luas,” tegasnya.

Mudhofir berharap pihak berwenang segera melakukan pelacakan setelah pelaporan resmi dimasukkan. Baginya, hoaks adalah musuh bersama semua umat di dunia digital yang serba mudah melakukan posting.

“Saya berharap setelah saya secara resmi melaporkan, polisi bisa melacak pelakunya. Kita perlu secara bersama-sama memeranginya fake chat, fake news, dan hate speech untuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Agar menjadi pembelajaran, kasus pencemaran ini harus dituntaskan secara hukum. Pelakunya sangat kejam dan terlatih melakukan kebohongan, tidak merasa bersalah saat mengetik huruf-huruf hoaks,” ujarnya.

Baca Juga :  Dampak Pailit Sritex, Karyawan yang Dirumahkan Harus Banting Tulang  Cukupi Kebutuhan Keluarga

Selain itu, Mudhofir juga mengaku telah mencoba mendownload aplikasi fake chat lewat androidnya.

“Dan ternyata mudah penggunaannya. Bisa menulis nomor, menempel foto, dan mengisi chat. Untuk itu mungkin Sabtu (6/12/2019) atau Senin (8/12/2019) akan saya laporkan secara resmi karena sekarang saya masih dinas di Manado pulang Jumat (5/12/2019),” tukasnya. Triawati PP