SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Insiden tewasnya dua petani asal Dukuh Semen, RT 1, Desa Sribit, Sidoharjo yang diduga menghirup gas beracun di sumur persawahan desa setempat, Kamis (2/2/2020) petang, menyisakan duka mendalam bagi keluarga.
Salah satunya, bagi keluarga Sukiman (46). Niatnya menolong Loso (52) yang tergeletak di dalam sumur, justru berubah menjadi petaka.
Sukiman pun ikut menjadi korban dan menyusul tewas di dasar sumur.
Jasad Sukiman berhasil dievakuasi sekitar pukul 18.30 WIB, setelah jasad Loso terlebih dahulu diangkat beberapa menit sebelumnya.
Diiringi gerimis yang mengguyur selama proses evakuasi, jasad Sukiman kemudian dibawa ke rumah duka oleh para relawan gabungan BPBD, PMI dan SAR Sragen.
Sesampai di rumah duka, jenasah petani malang itu langsung disemayamkan di ruang tamu. Isak tangis dan jeritan histeris bersahutan terdengar menyambut kedatangan jenasah.
Dari dalam kamar, putri Sukiman, Pipin (16) tak kuasa menahan histerisnya. Sembari keluar dan menangis, ia tak henti memanggil-manggil bapaknya yang sudah terbujur kaku di depannya.
“Bapakku nandi.. Aku melu bapakkk.. “ ujarnya terus meratap.
Pipin adalah anak kedua dari Sukiman. Menurut keterangan ibu-ibu tetangga yang bertakziah, Pipin saat ini duduk di bangku kelas 2 SMK.
Melihat siswi itu terus menangis dan meratap, warga dan ibu-ibu sampai ikut menitikkan air mata. Bahkan saking syoknya, Pipin nyaris saja pingsan jika tidak diberi penguatan dari tetangga dan keluarga yang lain.
“Kasihan Mas. Dia masih sekolah kelas 2 SMK. Anak yang pertama laki-laki,” ujar salah satu tetangga korban yang ditemui di lokasi rumah duka.
Hampir 15 menit meratap, akhirnya anak dan keluarga korban baru bisa tegar. Sementara, meski hari mulai gelap, warga tetap mempersiapkan segala perangkat untuk pemakaman korban.
Menurut tokoh desa setempat, jenasah korban akan dimakamkan malam ini juga. Pun dengan jasad Loso, korban pertama yang juga tinggal di RT yang sama, juga dilanjutkan untuk dimakamkan.
Sukiman dan Loso meninggal diduga karena gas beracun di dalam sumur di persawahan berjarak 1 kilometer dari permukiman. Jenasah mereka dievakuasi secara bergantian sekitar pukul 18.30 WIB.
Pantauan di lokasi kejadian, jasad Loso (52) dievakuasi lebih dulu. Setelah itu baru jasad Sukiman (46) menyusul beberapa menit kemudian.
Seusai diangkat ke darat, jasad Loso langsung dibawa ke rumah duka dengan mobil ambilans. Sedangkan jasad Sukiman diangkat oleh relawan sampai ke rumahnya. Rumah keduanya berjarak hampir 300 meter.
Proses evakuasi diiringi hujan gerimis. Evakuasi dilakukan oleh tim gabungan dari relawan BPBD, SAR, PMI Sragen, PSC, Himalawu dan beberapa unsur lainnya.
Kapolsek Sidoharjo, AKP Agung Ari Purnowo mengungkapkan kedua korban tewas di dalam sumur saat hendak membersihkan sumur berkedalaman 6 meter di sawah.
Loso diketahui yang pertama kali membersihkan dasar sumur dan memasang pralon, tak kunjung pulang. Saat dicek oleh anaknya, ternyata korban sudah ditemukan tergeletak di dasar sumur.
Kemudian Sukiman dan tiga warga datang berusaha menolong. Sukiman langsung masuk ke sumur, namun malah ikut lemas dan jatuh ke dasar.
“Keduanya sudah berhasil dievakuasi sekitar pukul 18.30 WIB. Jasad kedua korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dilakukan proses identifikasi dan visum. Dari hasil visum, tidak ditemukan tanda penganiayaan atau kekerasan di tubuh korban. Diduga mereka keracunan gas di dalam sumur, karena tidak ada meesin menyala,” papar Kapolsek Sidoharjo, AKP Agung Ari Purnowo, ditemui seusai memimpin identifikasi jasad korban. Wardoyo