Beranda Daerah Sragen Masih Tertekan dan Ketakutan, Siswi Korban Teror Gegara Tak Pakai Jilbab...

Masih Tertekan dan Ketakutan, Siswi Korban Teror Gegara Tak Pakai Jilbab di SMAN 1 Gemolong Sudah 4 Hari Tak Masuk Sekolah. Sempat Takut Temui Guru BK Yang Home Visit

Ilustrasi korban intimidasi
Ilustrasi korban intimidasi

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus teror yang dialami Z, siswi kelas X SMA Negeri 1 Gemolong Sragen gara-gara tak pakai jilbab, berdampak panjang. Kondisi psikis siswi asal Desa Doyong, Miri itu hingga kini dikabarkan masih terguncang.

Bahkan, akibat tekanan psikis itu, siswi yang gemar olahraga basket itu kembali memutuskan tidak masuk sekolah, Senin (13/1/2020). Sehingga korban terhitung sudah empat hari tidak masuk sekolah.

Fakta itu disampaikan Koordinator Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS), Sugiarsi. Ia yang diminta memberikan terapi psikis kepada korban mengungkapkan, hari ini tadi Z masih terlihat tertekan dan ketakutan.

Sehingga belum berani masuk sekolah. Menurutnya, Z masih belum berani masuk sekolah karena takut akan kembali dibully di sekolah.

“Tadi kondisinya masih ketakutan ketika saya baru datang. Tapi setelah saya terapi dua kali, ketika dia sudah saya motivasi, Alhamdulillah sudah mau diajak ngomong. Tadi pas saya di rumah korban, kebetulan juga ada pihak guru BK dari sekolah yang juga datang menjenguk korban. Sempat ditanyakan pula kenapa sudah empat hari nggak masuk sekolah,” ujar Sugiarsi kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (13/1/2020).

Baca Juga :  Mantap! PAD Sektor PBB di Sragen Tembus 100 Persen, Ini Kata Bupati Yuni

Sugiyarsi menguraikan saking takutnya, Z disebut sempat tidak mau menemui perwakilan guru BK yang datang tadi pagi. Namun setelah diberikan motivasi dan penguatan, Z akhirnya baru mau menemui guru BK tersebut.

“Tampaknya masih tertekan dan bilangnya ketakutan. Jadi kalau dihitung sudah nggak masuk empat hari. Sudah ijin ke sekolah, ijinnya sakit. Tapi karena sakitnya memang psikis dan selalu ketakutan,” urainya.

Sugiarsi menambahkan pihaknya masih akan memberikan terapi mental kepada korban sampai pulih. Ia menegaskan saat ini yang terpenting adalah bagaimana membuat korban bisa kembali survive dan bersemangat kembali untuk sekolah.

“Makanya kami akan mengawal agar sekolah mau memberikan pernyataan dan jaminan bahwa korban bisa bersekolah kembali dengan nyaman dan tidak ads intimidasi lagi. Bagaimanapun anak punya hak untuk mendapatkan kenyamanan dan pendidikan,” tandasnya.

Orangtua Z, Agung Purnomo membenarkan jika putrinya belum masuk sekolah. Sebab kondisinya memang masih ketakutan dan tertekan.

“Tadi memang nggak masuk lagi. Sudah kami layangkan ijin sakit. Tadi Guru BK dari sekolah juga datang menanyakan kenapa nggak masuk. Ya kami sampaikan memang kondisinya masih ketakutan,” terang Agung.

Baca Juga :  AKBP Petrus Paringotan Silalahi Pimpin Apel Pergeseran Pasukan Sebanyak 3.480 Personel Untuk Amankan Pilkada Sragen 2024

Terpisah, Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Gemolong, Parmono membenarkan jika Z belum masuk sekolah hari ini tadi. Karenanya, dari guru BK melakukan home visit atau menyambangi ke rumah Z.

“Kalau pihak sekolah menjamin dan menerima kembali lagi bersekolah dengan nyaman,” paparnya. Wardoyo