KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Begitu masuk ke pasar Mbatok di Dusun Badan RT 04/05, Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, serasa kita kembali ke masa silam.
Bagaimana tidak, semua yang ada di pasar tradisional tersebut jauh dari benda-benda kekinian. Para pengunjung akan merasakan suasana tempo dulu dan nuansa tradisional saat memasuki Pasar Mbatok.
Mulai dari stand berjualan yang dibuat dari kayu, para penjual yang seluruhnya memakai kebaya dan jarik, hingga menggunakan gerabah dan daun pisang untuk membungkus makanannya.
Menariknya, mata uang rupiah tidak berlaku di Pasar Mbatok. Transaksi jual beli menggunakan lempengan kayu bundar yang disebut dengan “ketip”.
“Satu ketip ini bernilai dua ribu rupiah,” ujar Novita (18) yang mengaku sudah dua kali berkunjung ke pasar tersebut.
Setibanya di pasar Mbatok, para pengunjung harus menukarkan uangnya dengan ketip agar dapar berbelanja di pasar itu.
Makanan yang dijual di Pasar Mbatok sebagian besar berupa makanan tradisional, seperti jajanan pasar, gendar pecel, nasi jagung, tiwul, jenang, sega obong, wedang ronde, gempol pleret hingga jamu.
Aneka makanan dan minuman tersebut rata-rata dibanderol dengan harga antara 2-3 ketip saja.
Meski bernuansa masa lalu, namun pasar Mbatok justru visioner, terutama dalam hal pelestarian lingkkungan. Pasar ini sangat ramah lingkungan, karena menerapkan peraturan zero plastic atau melarang penggunaan barang plastik, baik bagi pedagang maupun pengunjung.
Tidak hanya meyediakan makanan, Pasar Mbatok juga kerap mengadakan workshop dan eco-tourism, di mana pengunjung bisa menambah ilmu tentang budaya Jawa, khususnya Kabupaten Karanganyar.
Tidak seperti pasar pada umumnya, Pasar Mbatok ini hanya digelar setiap hari Sabtu dan Minggu pada pekan pertama dan ketiga setiap bulanya. Pasar ini mulai buka pada pukul 09.00 WIB. Dan pada pukul 16.00 WIB, mereka sudah berkemas-kemas.
Salah satu pengunjung, Novita, mengaku sudah dua kali ini berkunjung ke Pasar Mbatok. Dia tahu pasar tersebut dari Instagram.
“Tempatnya nyaman, suasananya juga asri. Di sini menawarkan berbagai makanan tradisional yang sudah jarang ditemui. Apalagi transaksinya tidak menggunakan uang rupiah, jadi kerasa banget nuansa tradisionalnya,” ujarnya.
Pasar Mbatok merupakan pasar digital yang merupakan program dari Kementrian Pariwisata melalui Generasi Pesona Indonesia Jawa tengah (GenPi Jateng).
Program ini didukung oleh Pemerintah Desa dan BUMDes Kemuning Makmur, yang tujuannya untuk mengkangkat potensi wisata di Lereng Lawu. dwi hastuti