SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengaku akan memanggil Direktur Utama (Dirut) RSUD Dr Soeratno Gemolong.
Pemanggilan dilakukan menyusul laporan hasil inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh tim Komisi IV DPRD Sragen yang menemukan pelayanan buruk di rumah sakit tersebut.
Hal itu disampaikan bupati saat ditemui wartawan di sela kegiatan penyerahan bantuan dari pegadaian dan PMI Sragen kepada penderita AIDS di Taraman, Sidoharjo, Sragen, Selasa (21/1/2020).
“Saya baru baca tadi pagi dapat kiriman link berita dari Pak Tugiyono soal hasil kunjungan Komisi IV di RSUD Dr Soeratno Gemolong. O ya, oke berarti kita perlu pembinaan dan tindaklanjuti hasil sidak Komisi IV itu. Saya akan panggil terlebih dahulu Dirutnya bersama teman-teman jajarannya,” paparnya.
Bupati mengatakan pemanggilan diperlukan untuk mengetahui akar dari permasalahan yang ditemukan oleh DPRD dan apa yang sebenarnya terjadi di rumah sakit itu.
Menurutnya, bisa saja DPRD melihat RSUD atau Pemkab tidak melakukan pelayanan dengan baik.
Namun ia menekankan di mana pun, rumah sakit di era sekarang memang harusnya tidak boleh ada penumpukan antrian pasien di ruang tunggu.
Sebab sudah ada E-antrian yang bisa mendaftar dari rumah seperti yang dilakukan di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen.
“Berarti RSUD Dr Soeratno harus melakukan itu (E-antrian),” terangnya.
Yuni mengucapkan terimakasih kepada teman-teman DPRD yang melakukan sidak. Ia berharap hal itu menjadi cambuk kepada pemerintah untuk memberi pelayanan terbaik ke masyarakat.
Persoalan layanan di RSUD Gemolong terungkap saat digelar inspeksi mendadak yang digelar Komisi IV DPRD Sragen ke RSUD tersebut, Senin (20/1/2020). Sidak diikuti oleh anggota Komisi IV di antaranya, Fathurrohman, Jumari, Hariyanto, Tono dan Sukamto.
Mereka tiba di RSUD Gemolong sekira pukul 11.00 WIB. Setiba di rumah sakit, tim langsung mengecek ke setiap ruangan.
Rombongan legislator itu langsung dihadapkan pemandangan ratusan pasien dan pengantar pasien yang keleleran di ruang tunggu.
Rupanya, mereka sedang menunggu dokter spesialis untuk periksa. Sayangnya, hingga sesiang itu, para dokter spesialis banyak yang belum datang.
“Tadi ngantri sejak jam berapa? Apa belum diperiksa?” tanya Fathurrohman kepada para pasien yang sedang menunggu antrian.
Para pasien dan pengantar pun menjawab bahwa mereka sudah menunggu sejak jam 06.00 WIB pagi namun dokter belum kunjung datang.
Kemudian, rombongan DPRD mencoba menanyakan Direktur Utama RSUD. Akan tetapi, ternyata Dirut juga sedang tidak masuk.
Bahkan, menurut salah satu petugas RSUD, para dokter spesialis memang kadang sering datang terlambat dan siang hari. Mereka juga banyak tidak mengikuti apel pagi yang sebenarnya menjadi kewajiban PNS.
Melihat kondisi itu, Fathurrohman menyesalkan kondisi pelayanan dan kinerja petugas dokter di RSUD Gemolong yang menurutnya benar– benar memprihatinkan.
“Kami menyesalkan, pelayanan di sini dan kinerja dokternya benar-benar bobrok. Kinerja juga sesuka hati. Bayangkan, antrian warga yang mau berobat itu sejak pukul 06.00 WIB. lha ini Saya dapati dokter spesialisnya ada yang baru datang jam 11.00 WIB. Mereka PNS tapi juga tidak ikut apel,” papar Fathur kepada wartawan seusai sidak.
Dalam sidak itu, Komisi IV juga menemukan banyaknya tumpukan antrian pasien yang ingin berobat maupun kontrol kesehatan.
Menurut petugas, hari Senin biasanya antrian pasian memang lebih banyak dari hari lainnya.
Hari ini tadi, jumlah pasien tercatat hampir 250 warga dengan berbagai macam keluhan. Namun dalam pelayanannya hanya ada empat petugas peracik obat.
Akibatnya, warga dan pasien lagi-lagi harus banyak menghela nafas untuk menahan sabar karena antri berjam- jam untuk mengambil resep atau obat.
”Sangat tidak seimbang. Kalau dilihat dari ratusan pasien yang antri tadi, hanya ada empat apoteker yang melayani,” urai Fathur.
Legislator PKB itu kemudian menegur pihak RSUD yang berdasarkan laporan Puskesmas seolah enggan menerima rujukan.
”Apa sebabnya, dan yang pasien yang dirujuk ini sakitnya juga tidak tahu. Tapi ada beberapa puskesmas yang mengeluh pada saya,” urai Fathur.
Tak cukup di situ, tim juga mendapati atap bangunan yang sudah jebol di Poli kesehatan Jiwa. Padahal seingatnya bangunan itu baru diresmikan pada 2019 lalu. Menurut petugas setempat jebol karena angin dan hujan. Hal itu lantas membahayakan orang yang lewat.
Fahurrohman berharap atas sidak yang dilakukan ini bisa menjadi koreksi maupun evaluasi untuk RSUD dr Soeratno Gemolong. Wardoyo