![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2020/01/IMG-20200106-WA0013.jpg?resize=640%2C480&ssl=1)
WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kalangan pesantren di Wonogiri berharap pondok pesantren bisa menjadi tempat belajar favorit. Selain itu bisa bersaing dengan lembaga formal lainnya.
Hal itu mengemuka ketika anggota Komisi IV DPR RI dari FPKB, Luluk Nur Hamidah didampingi Anggota DPRD Wonogiri dari PKB Suparmo, Abdullah dan Sunarno bersilaturrohmi dengan Pengurus NU dan Banomnya di Kantor PCNU Wonogiri.
Melalui rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (6/1/2020), silaturahmi dilaksanakan Rabu 25 Desember 2019. Hadir dalam acara tersebut Pengurus PCNU Wonogiri, Pengurus Fatayat Muslimat, Pengurus IPNU IPPNU, Pengurus Banser dan Anshor, Pengurus Perempuan Bangsa, hadir juga dari kalangan pesantren.
Ketua PCNU Wonogiri Mubarok dalam sambutanya berharap kepada Mbak Luluk memberikan solusi agar Lembaga Pendidikan Ma’arif ataupun pesantren bisa bersaing dengan pendidikan formal lainnya. Dia juga berharap juga Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri bisa menginisiasi lahirnya Peraturan Daerah (Perda) Pesantren.
Sementara KH. Sutrisno Yusuf dari Ponpes Sunan Gunung Jati Kismantoro mempunyai harapan, pesantren akan menjadi tempat belajar favorit. Asalkan ada beberapa komponen yang bisa dibawa ke pesantren.
“Misalnya BLK pesantren, tani santri dan juga peternakan yang bisa menopang ekonomi pesantren,” beber dia.
Mbak Luluk juga mendapat keluhan dari petani NU terkait kesenjangan kesejahteraan petani. Khususnya masalah harga pasca panen dan kebutuhan alat pertanian seperti traktor.
Menanggapi hal tersebut, Mbak Luluk menerangkan, program yang bisa diakses di komisi yang dibidangi yaitu pertanian, perkebunan, peternakan dan kelautan. Namun jika ada aspirasi di bidang lain akan diteruskan ke komisi terkait yang membidangi.
“BLK Pesantren sudah masuk pesantren, di Wonogiri sudah ada satu BLK di Tirtomoyo tepatnya di pesantrennya KH.Muhsin. Program ini dari Kementerian Tenaga Kerja. Jika masih ada pesantren yang membutuhkan diadakan BLK Pesantren, kami siap mengakseskan ke Kementerian Tenaga Kerja tetapi harus memenuhi syarat administrasi salah satunya lembaganya harus berbadan hukum,” terang dia.
Mengenai permasalahan pertanian, pihaknya akan berusaha mengalihkan subsidi pupuk ke subsidi harga. Karena hal ini akan lebih menyejahterakan petani. Sedangkan alat traktor bakal disiapkan untuk petani yang membutuhkan.
“Saya berharap dari perempuan NU, akan muncul kelompok-kelompok produktif yang nantinya bisa menopang ekonomi keluarga,” jelas dia. Aria