Beranda Umum Internasional Kurangi Risiko Virus Corona, Rumah Sakit China Pakai Aplikasi dan Robot

Kurangi Risiko Virus Corona, Rumah Sakit China Pakai Aplikasi dan Robot

Terobosan Baru Rumah Sakit China untuk Kurangi Risiko Virus Corona, Pakai Aplikasi dan Robot / tribunnews

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah kesulitan, selalu muncul inovasi baru. Dan itulah yang terjadi pada kasus merebaknya virus corona di China.

Begitu ganasnya virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, China, sehingga sampai kini menjangkiti sekitar 8.000 orang.

Bagi yang belum terkena wabah, mereka akan merasa khawatir apakah dirinya sudah terjangkit virus corona apa belum.

Wajar, jika kemudian mereka pergi ke rumah sakit dan menanyakan kepada dokter apa yang akan terjadi pada tubuh mereka.

Namun sayang, kapasitas rumah sakit di Wuhan juga terbatas. Tidak semua dokter bisa melayani calon pasien.

Alhasil, mereka hanya memenuhi lorong-lorong rumah sakit. Ditambah, ada imbauan untuk tidak berada di keramaian guna menghindari infeksi lebih lanjut.

Untuk itu, Rumah Sakit Wuhan Tongji membuat aplikasi bernama ‘Mobile Tongji Hospital’ yang akan membantu masyarakat mengidentifikasi apakah dirinya terjangkit virus corona atau tidak.

Aplikasi ini memiliki 100 dokter yang bisa diajak untuk berkonsultasi secara gratis. Tentu, aplikasi tersebut sudah tersedia di iOS App Store, Android app stores, Huawei App Gallery dan Xiaomi Market. Ini hanya tersedia dalam bahasa China Mandarin.

Salah satu dokter yang menangangi, Zhang Hulian mengatakan dirinya bisa mendiagnosa awal melalui pelayanan medis daring itu.

Artinya, aplikasi ini bisa menjadi acuan apakah masyarakat sudah terinfeksi virus corona atau belum.

Ia mengatakan, setidaknya ada 2.000 chat di hari pertama ketika aplikasi diluncurkan. Sebagian besar masyarakat itu mudah panik.

Beberapa di antaranya hanya demam dan pilek. Maka, Zhang menyarankan untuk berada di rumah dan tidak perlu ke rumah sakit.

Diketahui, banyak orang pilek di musim dingin, tapi mereka berpikir mereka terinfeksi virus baru.

Sehingga, ketika suhu badan mereka meningkat, mereka buru-buru ke rumah sakit untuk cek kesehatan. Padahal, rumah sakit itu sudah sangat penuh karena wabah.

Ini mempermudah penyebaran virus corona dari manusia ke manusia. Sejak diluncurkan Jumat minggu lalu, aplikasi ini sudah digunakan setidaknya 46 ribu orang.

Dari situ, orang-orang yang datang ke rumah sakit akan segera berkurang.

Tak hanya itu, pasien juga bisa memberikan CT Scan mereka ke dalam aplikasi. Sehingga, dokter bisa memberikan diagnosa lebih akurat dan memberikan sugesti yang tepat.

Tidak semua dokter yang ada di daftar aplikasi itu adalah spesialis pernafasan dan penyakit infeksi.

Banyak dokter dari rumah sakit lain ikut membantu mereka mengatasi permasalahan dunia itu.

Pendidikan kedokteran di China juga sudah membekali mereka dengan kemampuan melihat diagnosa pneumonia tahap awal.

Salah satu kardiologis dari rumah sakit lain, Cheng Cai mengatakan dirinya memahami perbedaan demam biasa dan demam disertai dengan virus.

“Kami akan memberikannya ke dokter ahli jika kasusnya lebih susah,” tambahnya.

Dokter lain, Zhou Qi menambahkan dirinya juga mulai mempelajari tentang ciri-ciri infeksi virus itu, meski ia adalah dokter gastroenterologi atau yang berhubungan dengan perut.

Dia meyakinkan, dokter bisa dengan cepat belajar dan mengetahui diagnosa awal.

Untuk menambah layanan daring, rumah sakit juga melengkapi aplikasi dengan layanan konseling psikologi.

Liao Jiazhi, Sekretaris Deputi Rumah Sakit Tongji menekankan bahwa layanan daring ini penting karena bisa mengurangi kepanikan tetapi tetap mengedepankan kesehatan masyarakat.

Sementara itu, terobosan baru dari rumah sakit di Guangdong Provincial People’s Hospital di Guangzhou, China, adalah membuat robot yang bisa mengantar obat ke pasien.

Robot itu berbentuk kotak dan memiliki sensor.

Dokter atau tenaga medis yang ingin menggunakan jasanya bisa mengatur sejauh mana robot berjalan.

Uniknya, robot itu juga bisa membuka dan menutup pintu serta naik elevator secara otomatis.

Dalam satu kali pengiriman, bisa mengirim ke tiga orang. Adanya robot ini bisa mengurangi risiko staf klinis.

www.tribunnews.com