SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keputusan DPP PDIP yang memilih PKB dan merekomendasi Yuni-Suroto untuk diusung ke Pilkada Sragen 2020 memantik kekecewaan dari PKS Sragen. Selain menyayangkan, PKS juga sudah ancang-ancang untuk mengambil langkah guna menakar peluang untuk melakukan perlawanan.
Hal itu disampaikan Ketua DPD PKS Sragen, Idris Burhanudin kepada wartawan ditemui di sekretariat PKS Sragen, Kamis (20/2/2020).
Ia mengatakan pihaknya sangat menyayangkan keputusan DPP PDIP yang merekomendasi Yuni-Suroto. Menurutnya hal itu telah memupus jargon guyub rukun yang melekat pada duet Yuni-Dedy selama ini.
“Dengan Mbak Yuni berpasangan dengan Pak Suroto, otomatis guyub rukun itu kandas. Belum sampai tuntas 10 tahun sudah kandas. Harapan kita kan bisa tuntas sampai tahun 2024,” papar Idris.
Ia menguraikan rekomendasi Yuni-Suroto itu juga banyak mengundang kekecewaan dari tokoh masyarakat. Menurutnya masyarakat juga sangat yang menyayangkan semangat guyub rukun yang sudah pecah padahal belum sampai lima tahun.
Atas kondisi itu, ia mengatakan PKS akan segera mengambil langkah-langkah. Di antaranya segera melakukan konsolidasi dengan partai lain mengingat PKS hanya memiliki 6 kursi dan tidak bisa mengusung calon sendiri.
“Kami akan koordinasi dan komunikasi dengan partai-partai politik lain. Intinya, supaya demokrasi di Sragen ini bisa berjalan dengan baik. Perlu ada kekuatan penyeimbang sehingga kita akan menggalang poros baru,” urainya.
Ia menyebut sejauh ini komunikasi yang sudah terjalin di antaranya dengan Nasdem, Gerindra dan juga akan mencoba berkomunikasi dengan Golkar dan Demokrat.
Menurutnya, semua masih terbuka untuk menggalang poros baru. Idris menyebut untuk bisa maju mengusung calon, dibutuhkan setidaknya 9 kursi.
“Termasuk kemarin Sekretaris DPD Gerindra juga sudah menyampaikan bahwa akan menampung Pak Dedi seperti itu. Maka kita akan menindaklanjuti itu,” tukasnya.
Idris menguraikan pihaknya tidak akan mematok PKS harus di posisi bupati atau cukup di wakil saja. Akan tetapi yang lebih penting bagaimana mendorong munculnya poros baru untuk menggalang kekuatan penyeimbang di Pilkada.
“Banyak tokoh yang sudah kontak Pak Dedi siap mendukung sekaligus siap berpasangan dengan Pak Dedi. Ada yang siap sebagai bupati juga ada yang siap sebagai wakilnya. Tapi masalah nama-nama, kami belum bisa kami sampaikan,” tandasnya. Wardoyo