JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama mengatakan, periode Februari-April menjadi masa kritis bagi industri pariwisata.
Pasalnya, masa tersebut seiring dengan tingginya tingkat booking hotel untuk liburan musim panas.
Sementara di sisi lain, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memprediksi potential loss akibat virus corona asal China mencapai Rp 2,7 triliun, lantaran banyak reservasi yang dibatalkan, terutama di Bali.
“Kami mesti hitung ulang karena ini kan sesuatu yang anomali dan cara menghitungnya tidak sederhana karena kita tidak tahu sampai kapan virus corona ini akan terjadi,” kata Wishnutama di sela Munas PHRI ke-17, Senin (10/2/2020).
Kekhawatiran itu bertambah dengan merebaknya kasus virus corona yang tidak hanya terjadi di daratan China, tetapi mulai menyebar ke negara lainnya seperti Hongkong.
“Misalnya kalau nanti Hongkong mesti ditutup, sementara Hongkong hub untuk masuk ke Indonesia, itu punya dampak yang lebih besar lagi,” ujarnya.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, industri pariwisata bakal terus berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Untuk itu, pihaknya mendorong berbagai upaya kepada pelaku usaha penyedia hospitality, termasuk pariwisata ekonomi kreatif, penyegaran regulasi, omnibus law, wisata halal, dan peningkatan sumber daya manusia.
Selain itu, China bukan satu-satunya pasar. Masih banyak negara-negara yang tidak konvensional yang berminat berkunjung ke Indonesia.
Namun, dengan merebaknya virus corona, fokus menggarap destinasi domestik justru perlu ditingkatkan untuk menarik wisata lokal.
“Wisata nusantara dan daerah-daerah yang non tradisional, yang berbasis meeting, insentive, conferences, exhibitions [MICE],” ujarnya. tempo.co
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















