SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ujian seleksi kompetensi dasar (SKD) CPNS 2019 Kabupaten Sragen hari pertama digelar Senin (3/2/2020) di Gedung LKPPS Gondangrejo, Karanganyar.
Dari empat sesi yang masing-masing berkuota 450 peserta, ternyata salah satunya adalah keponakan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati.
Keikutsertaan keponakan bupati itu diakui sendiri oleh bupati saat meninjau pelaksanaan ujian SKD di LKPPS Gondangrejo, Senin (3/2/2020) siang tadi.
Bersama beberapa pejabat teras Sragen, Bupati berkesempatan meninjau lokasi dan memberikan motivasi kepada peserta ujian.
Awalnya, ia memberikan semangat dan meminta para peserta tidak trauma jika gagal dalam seleksi ini.
Bupati meminta agar tidak patah arang bagi mereka yang kemungkinan belum bisa lolos. Namun jika lolos dan diterima CPNS, ia berpesan agar nantinya bisa bertugas sebagai CPNS dengan baik.
Namun jika tidak tercapai menjadi PNS, agar tetap semangat mencari usaha atau profesi lain.
”Kerjakan secara maksimal, kalau ternyata tidak diterima mungkin belum kesempatan kali ini,” ujar bupati di hadapan para peserta.
Orang nomor satu di jajaran Pemkab Sragen itu juga menyelipkan pesan agar peserta tidak mudah percaya bahwa pihak-pihak yang menawarkan bantuan atau menjanjikan mampu meloloskan dengan membayar sejumlah uang.
Yuni sendiri menegaskan dirinya tidak bisa menjamin kelulusan atau bahkan meloloskan peserta menjadi seorang CPNS.
”Keponakan saya juga ikut tes gelombang pertama. Semua sudah transparan. Mau jabatan saya sebagai bupati pun, saya tidak bisa meloloskan. Jadi jangan percaya ada yang bisa meloloskan lewat pintu belakang,” tegasnya.
Sementara, Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sragen, Sutrisna menyampaikan pelaksanaan ujian SKD hari pertama berlangsung empat sesi dengan masing-masing sesi 450 peserta.
Dari hasil pantauanya dari sesi satu hingga sesi empat, semua berjalan lancar. Kendala menonjol tidak ada selain adanya beberapa peserta yang tidak hadir dan peserta yang terlambat datang.
Karena sudah berjalan sesuai sistem, mereka yang terlambat dipastikan tidak mendapatkan PIN register dan tak bisa ikut ujian.
“Karena nggak ikut ujian ya otomatis dinyatakan gugur,” terangnya.
Sutrisna menguraikan soal keterlambatan saat datang, hal itu memang kesalahan dari pribadi peserta. Sebab panitia jauh-jauh hari mengingatkan untuk datang lebih awal.
Setidaknya 90 menit jelang pelaksanaan ujian karena harus banyak mengisi urusan registrasi dan pengarahan. Tempat dan lokasi tes juga sudah jauh-jauh hari diumumkan. Wardoyo