SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Misteri aksi bunuh diri Hadi Rohmani (50) warga Dukuh Ngasinan RT 9, Desa Purworejo, Gemolong yang ditemukan tewas mengenaskan menggantung di blandar samping rumahnya, Selasa (17/3/2020) pagi akhirnya terungkap.
Pria paruh baya itu diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran depresi berat ditinggal istrinya jadi tenaga kerja wanita (TKW).
“Istri korban sudah bertahun-tahun jadi TKW di Malaysia dan tak pernah pulang. Mungkin korban depresi dan akhirnya nekat ngendat di blandar rumahnya,” papar Kapolsek Gemolong, AKP I Ketut Putra, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , seusai evakuasi korban, Selasa (17/3/2020).
Ia menguraikan tidak diketahui penyebab sang istri tak pulang hingga tahun-tahunan. Padahal mereka sudah berumahtangga dan ada anak juga ditinggal di rumah bersama korban.
Tekanan psikis yang berat juga sempat membuat korban berulangkali hendak mengakhiri hidupnya.
“Kerabat korban bilang, sempat ngleleng (bengong) dan bilang pernah mau nyebut sumur juga,” tukas AKP Ketut.
Korban ditemukan kali pertama oleh adiknya sendiri, Siti Ajarul Islam (44) sekitar pukul 05.30 WIB.
Data yang dihimpun di lapangan, kejadian bermula ketika pagi itu Siti yang tinggal bersebelahan hendak berangkat ke pasar.
Saat melintasi samping rumah korban, dia sempat melihat kakaknya itu berada di samping rumah dekat dinding.
Sampai dia pulang kembali ke rumah pukul 06.00 WIB ternyata korban masih tak beranjak dari lokasi semua. Curiga dengan gelagat kakaknya, ia pun mendekat menghampiri kakaknya.
Alangkag terkejutnya ketika ia mendekat dan mendapati korban ternyata sudah meninggal dengan kondisi gantung diri dengan tali tambang yang diikatkan di blandar rumah samping.
Seketika, Siti langsung histeris hingga mengundang kedatangan warga lain. Kemudian kejadian itu dilaporkan ke Kades dan diteruskan ke Polsek Gemolong.
Tak lama berselang, tim Polsek dan Inafis Polres langsung tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP dan mengevakuasi jasad korban.
Kapolsek Gemolong, AKP I Ketut Putra mengatakan dari hasil olah TKP dan identifikasi, tidak ditemukan tanda kekerasan maupun penganiayaan di tubuh korban.
“Dari riwayat dan keterangan keluarga, korban diduga depresi berat karena keluarganya,” paparnya seusai memimpin evakuasi, Selasa (17/3/2020). Wardoyo