LAMPUNG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Selama dua hari, belasan siswa SMPN 22 Bandar Lampung mengalami kesurupan massal, yakni Jumat (6/3/2020) malam dan Senin (9/3/2020).
Jumat malam, para siswa tersebut mengalami kesurupan massal saat kegiatan kemah sekolah. Hal itu disampaikan Irna, kakak dari siswa SMPN 22 Bandar Lampung.
Irna menceritakan, saat kegiatan kemah sekolah tersebut, adiknya sempat menelpon. Kemah sekolah tersebut merupakan kegiatan sekolah atas pengukuhan ketua OSIS.
“Saya juga kaget, kok pas malam itu (Jumat) pukul 22.30 WIB, adik saya menelpon minta dijemput dan rupanya memang ada yang kesurupan saat malam kemah di sekolah,” cerita Irna, Senin (9/3/2020).
Pada saat adiknya menelpon, kata Irna, ia mendengar ada suara teriakan histeris dari tempat sang adik menelpon.
Kemudian, kata terus Irma, kejadian kesurupan massal tersebut terjadi lagi pada Senin (9/3/2020), setelah para siswa mengikuti upacara.
Akbar siswa SMPN 22 Bandar Lampung yang mengalami kesurupan mengaku dirinya tidak tahu menahu kenapa bisa mengalami kesurupan.
Awalnya saat kegiatan kemah sekolah, Akbar mengaku hanya ikut membantu teman-temannya yang mengalami kesurupan.
Namun, lanjut Akbar, setelah itu badannya terasa kurang enak.
“Sekira pukul 02.00 WIB (Sabtu) saya kesurupan, sampai hari ini (Senin) juga ada yang kesurupan dan termasuk saya,” kata Akbar.
Penjelasan Psikolog
Psikolog UIN Lampung Retno Riani MPsi menilai fenomena kesurupan massal yang terjadi pada belasan siswa di SMPN 22 Bandar Lampung sebagai gangguan alam bawah sadar.
“Kesurupan itu lebih kepada gangguan kesadaran pada seseorang. Sehingga dia lebih banyak dikuasai alam bawah sadarnya. Biasanya ada penyebabnya,” ungkap Retno kepada Tribunlampung.co.id, Senin (9/3/2020) malam.
Penyebabnya, kata Retno, di antaranya bisa karena perasaan cemas akibat memiliki suatu masalah dan tidak terbuka.
Kemudian, lanjut Retno, tidak terbiasa untuk berbagi cerita atau sharing sehingga masalah dipendam sendiri dan lainnya.
“Merasa ada suatu kecemasan kemudian tidak diselesaikan dengan baik dan ketika ada sumber masalahnya dia menggunakan mekanisme penyelesaian seperti itu (berbuat seolah kemasukan roh),” paparnya.
Di dalam istilah psikologis sendiri, menurut Retno, tidak dikenal istilah kesurupan.
Tetapi, lanjut Retno, disebut gangguan alam bawah sadar.
Itu akibat kompromi yang tidak sehat dengan dirinya. Dengan cara seperti itu dia merasa nyaman. Harusnya tidak seperti itu. Kan ada mekanisme problem solving, ketika ada persoalan seharusnya dihadapi dan diselesaikan,” jelas dosen psikologi UIN ini.
Cara terbaik mengatasinya, kata Retno, adalah bersama guru atau pihak sekolah mencari akar persoalannya.
Sehingga, terus Retno, bisa terselesaikan permasalahannya.
Retno mencontohkan, dari sisi kesulitan pada mata pelajaran tertentu, dan lainnya.
“Kalau secara bukti penelitian tidak ada istilah kesurupan. Tetapi setiap perbuatan terjadi karena dilakukan oleh yang bersangkutan. Di dalam proses berfikir ketika ada gangguan dalam berfikir maka diperlukan manajemen stres dan restrukturisasi kognitif,” tambahnya.
Siswa Dipulangkan
Pasca kejadian kesurupan massal yang dialami oleh belasan siswa SMPN 22 Bandar Lampung sekolah langsung sepi, Senin (9/3/2020).
Pimpinan sekolah sengaja langsung memulangkan seluruh siswa lebih awal dari jadwal.
Hanya ada dewan guru, bhabinkamtibmas dan Babinsa saja yang ada di sekolah tersebut.
Termasuk orangtua juga datang untuk melihat kejadian kesurupan.
Suasana sekolah sebelum azan zuhur langsung terlihat hening tanpa ada aktifitas keramaian para siswa.
Para dewan guru langsung diajak rapat oleh pimpinan sekolah pasca siswa diobati oleh ustadz Jefri yang datang ke sekolah.
Tak lama kemudian aparat yang berjaga juga meninggalkan lokasi kejadian dan suasana sekolah hening tanpa ada aktifitas.
Kepsek hingga Disdikbud Bungkam
Kepala SMPN 22 Bandar Lampung Rita Ningsih enggan memberikan komentar terkait kasus kesurupan massal yang menimpa anak didiknya.
“Jadi saat ini saya tidak usah wawancara dulu, ini juga saya mau rapatkan dulu dengan guru-guru,” kata Rita saat ditemui awak media di halaman sekolah, Senin (8/3/2020).
Selain Kepsek, para siswa juga tidak mau memberikan komentar.
Pasalnya, para guru melarang siswa melakukan hal itu kepada wartawan.
Sedangkan siswa lainnya disuruh pulang pasca kesurupan.
Sementara Sekretaris Disdikbud Bandar Lampung Eka Afriana meminta awak media untuk tidak memberitakan dari kejadian yang ada di SMPN 22 Bandar Lampung.
“Jangan diberitakan ya kejadian ini, kalau mau beritakan tentang persiapan kami dalam menghadapi OSN saja,” pintanya.
Lalu saat Tribunlampung meminta penjelasan lebih lanjut kepada pejabat Disdikbud tersebut dirinya enggan berkomentar dan langsung meninggalkan sekolah.
Belasan siswa SMPN 22 Bandar Lampung diduga mengalami kesurupan massal.
Linda salah satu orangtua siswa saat ditemui Tribunlampung di SMPN 22 Bandar Lampung, Senin (8/3/2020) membenarkan informasi tersebut.
“Informasi dari anak saya memang ada yang kesurupan sekitaran belasan anak,” kata Linda seraya memberitahukan bahwa sang anak tidak masuk ke dalam siswa yang kesurupan.
Pantauan Tribunlampung.co.id,
siswa atas nama Bukhori Hilal sedang ditangani oleh ustadz Jefri di ruang
kelas.