TULUNGAGUNG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat dikejutkan dengan sebuah makam atau kuburan di tepi jalan Desa Ngranti Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Lokasi makam tersebut tepat di tepi jalan dan hanya hanya berjarak sekitar 30 meter dari tempat pemakaman umum yang terkenal angker. Keberadaan makam ini menimbulkan bermacam isu, seperti yang menyebut makam itu adalah makam warga yang ditolak.
Ada pula yang menjadikannya sebagai gurauan, sebagai makam orang yang menimbun masker di saat orang lain membutuhkan. Makam ini juga menambah kesan angker, hingga banyak yang takut melewati area perbatasan desa ini.
“Sejak lama makam Desa Ngranti kan dikenal angker. Begitu ada makam di tepi jalan, semakin membuat orang takut,” ucap seorang warga bernama Agung.
Namun ternyata makam di tepi perbatasan dengan Dusun Glotan, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat ini adalah makam palsu alias abal-abal. Tidak ada mayat yang benar-benar dikebumikan di dalamnya.
Menurut Ketua RT 1 RW1 Dusun Miren 1, Desa Ngranti, Suwito, makam itu adalah bentuk rasa putus asa pemerintah desa. Sebab sudah bertahun-tahun lokasi itu dijadikan tempat pembuangan sampah ilegal.
Segala upaya sudah dilakukan untuk menghentikan warga buang sampah sembarangan, salah satunya memasang papan larangan. Namun semua usaha seperti sia-sia, karena sampah tetap yang dibuang warga tetap menggunung.
“Jadi di tengah rasa putus asa, akhirnya muncul ide membuat makam palsu itu. Harapannya warga tidak lagi buang sampah di situ,” terang Suwito.
Makam yang dibuat perangkat bersama warga 10 hari lalu ini cukup efektif. Sebab pada titik di mana makam ini berada, kini tidak ada sampah yang dibuang warga. Suwito berharap cara ini bisa mengakhiri perilaku buah sampah sembarangan.
“Karena kalau sampah sudah menggunung, kami pula yang repot. Perangkat yang harus membersihkan,” ucap Suwito.
Sejauh ini belum diketahui warga mana yang biasa membuang sampah di perbatasan desa ini. Keberadaan sampah ini juga menimbulkan prasangka di antara warga Desa Tanggung dan Desa Ngranti.
Sebab selama ini warga Desa Tanggung yang dituding sebagai pembuang sampah. Suwito menduga sampah-sampah itu dibuang saat malam hari, sehingga pelakunya tidak ketahuan.
Tahu-tahu saat siang hari sampah rumah tangga sudah menumpuk tinggi. Banyak di antaranya jatuh ke Kali Ngranti, dan mencemari saluran air.
“Kades juga sudah membuat sayembara, bagi yang bisa menangkap pelakunya akan diberi hadiah. Tapi belum ada yang tertangkap,” tutur Suwito.