Beranda Umum Nasional Ironis, Jadi Korban Stigma Corona, Perawat Diusir dari Kos

Ironis, Jadi Korban Stigma Corona, Perawat Diusir dari Kos

Ilustrasi perawat. Simon Steinberger/Pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Di tengah-tengah mewabahnya virus corona di Dunia dan Indonesia, para dokter dan tenaga medis lainnya termasuk perawat berjuang untuk menangani para pasien yang terjangkit virus corona atau covid-19 tersebut.

Tetapi nasib miris dialami oleh perawat yang ikut berperang melawan virus tersebut. Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadhilah mengaku mendengar kabar ada tenaga kesehatan terpaksa keluar dari kosannya.

“Mengenai stigma, saya baru mendapatkan informasi bahwa ada yang diusir dari kos. Itu tidak hanya terjadi pada perawat melainkan dokter juga,” ujar Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadhilah saat dihubungi Republika, Senin (23/3/2020).

Hingga kini, pihaknya baru mengumpulkan dan menghimpun fakta mengenai ini. Menurutnya, solusi untuk masalah ini adalah institusi harus menyiapkan rumah singgah bagi tenaga kesehatannya untuk sementara waktu.

Baca Juga :  Kemenaker Tengah Mengkaji Kewajiban Sritex Terhadap Karyawannya, Jika Sampai Terjadi PHK

“Karena ketakutan masyarakat juga beralasan,” katanya. Ia menambahkan, usulan ini sudah disampaikan ke beberapa media. Kendati demikian, belum ada surat resmi ke pemerintah mengenai hal ini.

“Karena kami masih mengumpulkan fakta itu,” ujarnya.

Sebelumnya Kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah sebanyak 64 kasus menjadi 514 orang, Minggu (22/3/2020). Jumlah angka kematian juga bertambah 10 orang menjadi 48.

“Ada penambahan kasus yang sembuh, sudah dua kali dites hasilnya negatif sebanyak sembilan orang, menjadi 29 orang,” ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Minggu (22/3/2020).

Penambahan sebanyak 64 kasus baru tersebut berasal dari DKI Jakarta (40), Jawa Barat (4), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (15), Kalimantan Selatan (1), Maluku (1), dan yang terbaru adalah Papua (2).

Dia menambahkan data tersebut sudah diserahkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk kemudian dilanjutkan ke rumah sakit, untuk lanjutan layanan rumah sakit. Kemudian diberikan kepada dinas setempat untuk kepentingan penelusuran kontak.”Informasi ini sudah dilaporkan kepada masing-masing kepala daerah,” kata Yuri.

Baca Juga :  Lagi-lagi, Kampanye Luthfi-Taj Yasin di Blora Perlu Bantuan Jokowi

www.republika.co.id