JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan empat mobil mewah dan belasan motor mewah saat menggeledah villa mewah milik mantan Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi di Megamendung, Kabupaten Bogor, Senin (9/3/2020) malam.
Juru bicara bidang penindakan KPK, Ali Fikri membenarkan hal tersebut. Menurut Ali, penggeledahan dilakukan oleh penyidik KPK, setelah sebelumnya melakukan penyelidikan di vila yang berlokasi di Jalan Cikopo Selatan, Desa Sukamanah, Megamendung, Kabupaten Bogor.
“Benar. Tadi malam penyidik melakukan penggeledahan di tempat tersebut,” kata Ali di konfirmasi Tempo, Selasa (10/3/2020) petang.
Ali mengatakan, penyidik KPK memeriksa dan menggeledah semua sisi vila seluas 11.000 meter persegi tersebut. Termasuk gudang yang berada di bawah tanah, yang ada di dalam vila tersebut.
Ali menyebut dalam penggeledahan tersebut, penyidik menemukan belasan motor mewah dan sedikitnya empat unit mobil mewah di dalam gudang tersebut.
“Gudang dan barang-barang tersebut saat ini sudah dilakukan penyegelan,” ucap Ali.
Ketua Rukun Warga setempat, Muhktar Sanusi (42) mengatakan, villa yang berada 150 meter dari pusat pendidikan dan latihan MA tersebut sejak awal selalu tertutup rapat dan tidak sembarang orang bisa masuk, kecuali jika si empunya mengundang.
Menurut dia, Nurhadi masih suka datang ke vila tersebut di malam hari. Kecuali jika menggelar acara di vila tersebut, maka buronan KPK tersebut selalu datang siang hari dengan pengawalan khusus.
“Apalagi sekarang jadi buronan, gak ada tuh orang lalu lalang masuk atau keluar villa. Hanya ada pegawainya aja di dalam,” kata Muhktar.
Mukhtar mengenal Nurhadi, yang tersangkut kasus dugaan suap-gratifikasi Rp 46 miliar, adalah sebagai pribadi yang baik dan sederhana.
Menurutnya meski memiliki banyak kendaraan mewah yang disimpan di vila tersebut, Nurhadi selalu datang menggunakan mobil biasa.
Menurut Muhktar, Nurhadi tidak pernah menunjukan kekayaannya yang berlebih kepada warga setempat.
Muhktar juga mengatakan Nurhadi sering menggelar acara sosial, seperti santunan yatim dan selalu memberi hewan qurban di Idul Adha setiap tahunnya.
“Bahkan masjid kami disumbang olehnya 200 juta dengan dua
kali pemberian. Saya sendiri yang menerima uangnya, karena saya salah satu
DKM,” demikian Muhktar.