SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mengantisipasi persebaran virus Corona, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau pihak rumah sakit untuk membatasi pengunjung. Hal itu untuk menghindari kerumunan yang berisiko terhadap penyebaran virus Corona.
“Kami minta karena itu juga berisiko, bagian dari kerumunan. Pada masyarakat kalau mau menengok ke RS dibatasi saja. Percayakan pada RS, perawat. Mungkin satu atau dua orang yang masuk, yang nanti akan diseleksi oleh rumah sakit,” tegasnya usai menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tugurejo, Senin (16/3/2020).
Oleh karena itu, Ganjar berharap masyarakat menaati kebijakan pembatasan pengunjung rumah sakit.
Gubernur juga menekankan agar kepala sekolah maupun dinas pendidikan di kabupaten dan kota agar taat terhadap kebijakan meliburkan sekolah mulai hari ini.
Sebab itu memang bertujuan agar masalah corona bisa segera terselesaikan.
“Termasuk mereka yang sudah kita umumkan sekolah yang sudah meliburkan diri, tolong kepala sekolah, dinas-dinas kabupaten dan kota tolong dicek agar kita bisa serentak bersama-sama. Ini serius agar kita bisa cepat menyelesaikan persoalan yang ada di bangsa Indonesia dan seluruh dunia,” tandasnya.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Tugurejo Kota Semarang, Haryadi Ibnu Junaedi mengatakan, sesuai apa yang disampaikan Gubernur hari ini, maka pembatasan kunjungan pasien diberlakukan.
“Mulai hari ini RSUD Tugurejo untuk membatasi. Bahkan menutup untuk keluarga yang membesuk, yang dirawatinapkan di RSUD Tugurejo. Tetapi setiap pasien berhak ada yang menunggu dua orang, kecuali di luar itu tidak boleh,” kata Haryadi.
Dia juga menuturkan bila ada penunggu pasien yang juga memiliki gejala demam, batuk, pilek, maka harus pulang dan segera kontrol ke RS melalui poliklinik. Termasuk kalau ada pengunjung yang demam, maka tidak boleh masuk RS.
“Misal ada keluarga, yang nunggu satu orang. Kan penunggunya satu orang, ada satu orang lagi. Kalau demam itu juga tidak boleh, dalam rangka mengurangi kontak,” terang Haryadi.
Ditambahkan, RSUD Tugurejo saat ini sudah melakukan antisipasi lain. Mulai dari keamanan karyawan dan pasien yang berkunjung.
Seperti setiap pukul 06.00 WIB seluruh fasilitas RS disemprot desinfektan. Untuk tempat duduk juga dicuci dengan larutan sesuai standar Kementerian Kesehatan. Serta ada pulascreening di depan pintu masuk.
Untuk pasien yang badannya panas, kata Haryadi, juga diperiksa dengan thermal gun. Kemudian RS akan memberi masker bila ada yang batuk dan pilek.
Bila ternyata yang memiliki batuk dan pilek itu punya riwayat bepergian dari negara terjangkit, maka pihaknya langsung mengantar ke poli paru untuk diperiksa atau diasesmen.
Jika ternyata ada tanda-tanda mengarah ke suspect, maka langsung dikirim ke IGD di ruang isolasi.
“Intinya safety karyawan dan pengunjung yang menggunakan fasilitas RS Tugurejo,” ujarnya. JSnews